Sabtu, 13 Agustus 2011

Yang Unik Dari UMMU-Ternate

***

Ada satu hal menarik dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), yang menjadi tempat penginapan Tim Kersos 2011, dari balkon gedung kampus ini, kita bisa melihat pemandangan indah pulau Maitara dan Tidore yang terdapat pada uang seribu rupiah:



Pemandangan dari balkon UMMU: Pulau Maitara (Kiri), dan Pulau Tidore (kanan) (Photo by: Adi)



Uang Seribu Rupiah

(Sumber gambar: http://unik-derilayn.blogspot.com/2011/03/keanehan-di-uang-seribu.html)



Cat:

Tadinya postingan ini ingin dimasukkan dalam postingan sebelumnya, namun karena cukup unik dan agar postingan sebelumnya tidak bertambah panjang, maka saya buatkan postingan tersendiri.



The A-Team #6th day: Birokrat oh Birokrat

***

“semoga Allah memudahkan urusan kita hari ini dan seterusnya selama kersos..” (Me on twitter, July 24th 2010, 05.06 WIT)


Sabtu, 24 Juli 2011

Pagi ini, semua yang telah kami susun selama 5 hari akan diaplikasikan di lapangan. Hanya tinggal 3 orang A-Team yang bertahan di Ternate, aku, Bowo, dan Rizu. Namun, kedatangan 40 orang tim Kersos hari ini adalah “bala bantuan” sekaligus mungkin sebagai pengganti pemegang tugas-tugas kami. Karena panitia dari setiap seksi akan segera datang, sehingga mereka bisa melaksanakan tugas mereka masing-masing yang selama ini di-handle oleh A-Team. Kuharap pekerjaan kami sebagai A-Team bisa berakhir hari ini.



Setelah bangun, shalat subuh, mandi, dan siap-siap. Kami bertiga menunggu 2 mobil pick-up (Pick up untuk Tidore dan Halteng) yang akan menjemput kami menuju ke Bandara. Sementara pick up untuk Halut telah langsung menuju bandara. Mobil-mobil Pick-up ini akan mengangkut barang-barang kersos, berupa alat-alat dan bahan kedokteran gigi, sirkumsisi, obat-obatan, dan bahan penyuluhan. Selain pick-up, bus-bus dari dinas pariwisata yang telah kami sewa juga telah diinstruksikan untuk menuju ke Bandara, untuk mengangkut peserta, panitia, dan supervisor kersos 2010. Semua persiapan kami sudah sangat mantap untuk penjemputan dan mobilisasi tim kersos kloter pertama ini.



Menunggu di depan Markas A-Team (Photo by:Rizu)



Kami masih menunggu di depan markas A-Team bersama pak Mukti, pegawai apotik makassar farma yang mencarikan kami pick-up. Ia tampak gelisah karena 2 pick-up itu belum juga datang, dan ia terus menghubungi supir pick-up tersebut untuk memastikan dimana posisi mereka. Akhirnya 2 pick-up itu pun datang. Aku dan Bowo langsung memindahkan alkohol yang telah kami packing semalam, ke atas bak pick-up. Sementara Rizu menaikkan kopernya. Yah, hari ini ia akan menyebrang ke Tidore bersama mobil pick-up ini untuk membawa barang-barang kersos Tidore, sekaligus mempersiapkan segala sesuatu untuk pelaksanaan kersos di wilayah Tidore. Setelah beres, kami pun berangkat ke Bandara.



Bandara Sultan Baabullah Sekitar Pukul 07.00 WIT



Setibanya di Bandara, hal pertama yang kami lakukan adalah memastikan semua bus dan pick-up telah berada di bandara. Setelah itu, kamipun menempel label di setiap bus dan pick-up, agar panitia dan peserta kersos tau bus mana yang harus mereka naiki dan dimana harus menyimpan barang, walaupun nantinya kami tetap akan memberi instruksi secara lisan.



Setelah bus dan pick-up siap, kami memutuskan untuk sarapan sambil menunggu pesawat mendarat. Tepat setelah kami selesai sarapan, pesawat pun mendarat. Kami langsung menginstruksikan pada pick-up dan bus untuk mendekat di pintu keluar, terutama pick-up, karena barang-barang Kersos bisa dijamin akan sangat banyak dan berat, sehingga posisi pick-up harus sedekat mungkin dengan pintu keluar agar tidak terlalu merepotkan panitia mengangkat barang.



Mengatur Bus (Photo by: Rizu&Adisty SP)



Kamipun berdiri tepat di depan pintu keluar kedatangan untuk menunggu Tim Kersos kloter pertama beserta barang-barangnya yang pastinya cukup banyak. Dan akhirnya satu demi satu orang-orang dan barang keluar dari pintu. Barang-barang kersos yang tersimpan dalam kardus-kardus yang banyak, telah diberi tanda warna sesuai wilayah. Hal ini untuk mempermudah pengelompokkan barang agar tidak tertukar. Barang-barang yang tiba pada hari ini adalah barang-barang untuk wilayah Halmahera Utara dan Tidore, sementara untuk Halteng dan Halsel, akan tiba besok. Semua barang kersos pun kami pindahkan ke atas mobil pick-up, dan orang-orang kami arahkan menuju bus. Karena ada satu pick-up yang belum mengangkut barang Kersos, yakni pick-up Halteng, maka pick-up ini dimanfaatkan untuk mengangkut barang pribadi para panitia dan peserta kersos, yang juga lumayan banyak.



Setelah semua barang dan orang terangkut, Bowo memimpin bus menuju hotel archie untuk menurunkan dosen-dosen, dan ke UMMU menurunkan para mahasiswa. Sementara aku naik pick up Halut bersama Addys dan Fairuz menuju ke pelabuhan bastiong fery, diikuti oleh pick up Tidore yang diisi oleh Rizu dan Dena. Kedua pick up yng membawa barang kersos ini akan diseberangkan hari ini.



Setibanya di Pelabuhan Bastiong fery, akupun mengurus tiket penyebrangan. Tiketnya pun aku berikan pada Rizu dan Addys, tak lupa aku membekali mereka dengan uang pegangan secukupunya, yang tentunya menggunakan uang Kersos. Yah, dua pick-up ini pun siap menyebrang dan tinggal menunggu waktu untuk naik ke kapal fery. Namun tiba-tiba ponselku berdering, ternyata dari Bowo.



“Rul, tasnya santi ama tanaya kebawa di pick up situ kayaknya, disini gak ada. Tolong cariin”

“Hah, masa sih? Yaudh gue cari dan turunin sekarang”



Akupun memeriksa kembali pick-up, dan ternyata benar, di pick-up Halut ada dua tas yang aku pastikan milik Santi dan Tanaya. Aku pun menurunkannya. Insiden tas nyasar ini tentunya terjadi karena miskomunikasi pada saat loading barang di bandara tadi. Tapi yasudahlah, untung pick-up nya belum menyebrang, kalo sudah, akan berbeda ceritanya.



Tak lama kemudian Bowo tiba di pelabuhan Bastiong dengan menggunakan pick-up, untuk menjemputku. Dua tas nyasar tadi kami naikkan ke pick-up itu. Setelah itu kami berpamitan pada Rizu, Dena, Addys dan Fairuz yang sebentar lagi akan menyebrang. It means, jika Rizu menyebrang ke Tidore, tinggal 2 orang A-Team yang tersisa. Aku dan Bowo pun segera menuju ke UMMU untuk mengantarkan tas nyasar tadi. Kami disana tidak lama, setelah itu kami langsung menuju ke hotel Archie untuk memesan kamar. Kami berencana akan tidur di hotel Archie malam ini, karena jaraknya lebih dekat ke Bandara. Sementara besok kami masih harus mengurus penjemputan kloter kedua, sehingga bagi kami lebih efektif jika tidur di Hotel Archie. Setelah memesan kamar, kami pun beristirahat dikamar yang telah kami pesan. Kamar ini berisi aku, Bowo, dan Bani.



Sore Hari

Masalah birokrasi dengan pemerintah Maluku Utara telah sepenuhnya diambil alih oleh panitia seksi Acara, dalam hal ini Mitha yang menjadi PJ pembukaan. Dan sore ini kami diberi kabar oleh Mitha dengan suatu kabar yang sangat mengesalkan dan juga lucu, yaah tapi bukan lucu dalam arti yang sebenarnya. Lucu karena suatu statemen yang keluar dari para birokrat, petinggi-petinggi daerah. Kabar itu adalah:



Pertama, acara pembukaan tidak dapat dilaksanakan di Kantor Gubernur di Sofifi (sesuai kesepakatan dan janji di awal), karena acara tersebut diadakan pada hari minggu, dan pada hari minggu tidak ada listrik disana. Padahal acara ini telah dijadwalkan hampir sejak sebulan yang lalu, dan telah di oke-kan oleh pihak pemerintahan setempat. Disinilah terlihat ketidaktelitian mereka saat meng-approve sebuah acara, mereka baru menyadari bahwa acara itu akan diadakan di hari minggu. Seharusnya mereka menyadari dan mengatakan hal ini dari awal sehingga rencana dapat disusun dengan baik sejak jauh-jauh hari.



Kedua, pembukaan akan diadakan di Ternate, namun belum ada tempat yang jelas. Kantor gubernur lama tidak dapat digunakan karena sudah kosong dan tidak sarana untuk mendukung acara pembukaan.



Perubahan rencana yang mendadak dan tidak diduga ini tentu akan mengacaukan semua alur acara dan transportasi yang telah dibuat, dan saat itu aku semakin percaya kalau omongan dan janji para birokrat di negeri ini hampir tidak dapat dipegang.



Maka ini adalah kabar buruk bagi A-Team yang tersisa (Aku dan Bowo) dan juga untuk para panitia Transportasi dan Acara yang telah ada di Ternate. Kamipun diberi PR baru dan dipaksa untuk memutar otak lebih keras lagi. Saat itu aku merasa apa yang telah kami buat dengan susah payah selama berhari-hari, menjadi sia-sia bagaikan sampah, hanya karena sesuatu yang sebenarnya tidak pantas terjadi.



Sekitar pukul 15.30 WIT, pihak pemerintah (Para Ajudan dan protokoler gubernuran) mengundang kami dalam sebuah pertemuan, di suatu restoran yang letaknya tidak jauh dari Benteng Orange dan Markas A-Team. Aku, Bowo, dan Bani pun bergegas ke sana. Sementara Mitha dan yang lainnya telah sampai duluan. Inti dari pertemuan itu adalah Gubernur belum dapat memastikan dimana pembukaan kersos besok akan berlangsung. Mereka menjanjikan akan memberi kepastian pada jam 7 malam ini. Saat itu aku berharap jam 7 malam ini benar-benar telah ada kepastian, agar kami dapat menyusun alur transportasi dan acara sesegera mungkin sebelum larut malam.



Setelah pertemuan dengan para birokrat itu, aku, Bowo, dan Bani berjalan ke markas A-Team. Aku dan Bowo hendak mengambil barang-barang pribadi kami untuk dipindahkan ke hotel archie. Setelah itu, kamipun kembali ke hotel Archie dengan menggunakan ojek.



Di hotel Archie, kami hanya menaruh barang kami di kamar, karena kami harus segera ke UMMU, untuk melakukan rapat bersama seksi acara, transportasi, dan Steering Committee. Tentu saja rapat ini akan membahas perubahan rencana mendadak yang baru saja terjadi. Sekitar pukul 16.30 WIT, aku, Bowo, Bani, ditambah kak Ami’02, berangkat ke UMMU dengan men-charter angkot.



UMMU Sekitar pukul 17.30 WIT

Rapat pun dimulai dengan penjelasan dariku dan Bowo tentang alur transportasi yang seharusnya dijalankan. Setelah itu barulah kami menyusun ulang alur sesuai dengan perubahan yang terjadi. Namun tentu saja kami tidak bisa memastikan alur dengan benar karena lokasi pembukaan belum pasti. Maka saat itu kamipin membuat skenario dengan menebak tempat dilakukannya acara pembukaan, sambil menunggu kepastian dari pihak birokrat yang menjanjikan akan memberi kepastian pada jam 7 malam ini. Beberapa kali aku meninggalkan rapat itu untuk mendinginkan kepala, dan membiarkan para panitia transportasi dan acara yang membahas alur. Aku bisa saja berlepas tangan karena sebenarnya ini bukan tugasku lagi, namun tetap saja, saat itu hanya ada dua orang yang paling menguasai semua hal tentang transportasi, yakni Aku dan Bowo, dan aku tahu tanpa sangat dibutuhkan dan masih bertanggung jawab. Rapat pun terus berjalan hingga sampai di jam yang kami tunggu-tunggu.







Kampus UMMU yang menjadi tempat penginapan sementara Tim Kersos

(photo by:http://www.kopertis12.or.id/gelery-pts-121005-universitas-muhammadiyah-maluku-utara/)



OOT: ada satu hal yang unik dari UMMU, baca disini
Pukul 19.00

Mitha mendapat kabar, bahwa pak Gubernur sedang ada jamuan makan malam dengan Pangdam, sehingga kepastian tempat dan waktunya belum dapat diberi tahu, dan ditunda hingga jam 10 malam ini. Yaah, kami hanya bisa geleng-geleng kepala dan mengelus dada mendengarnya. Jika kepastian tempat dan waktu pembukaan diberi tahu jam 10 malam ini, sampai jam berapa alur transportasi akan disusun?



Rapat pun disudahi dengan menyepakati sebuah keputusan yang kontroversial, yakni:



Pembukaan hanya akan diikuti oleh Tim Kersos Halmahera Selatan. Rencana ini berubah dari yang sebelumnya direncanakan diikuti oleh semua tim wilayah, kecuali Tidore. Tim Halut dan Halteng tidak dapat mengikuti pembukaan karena jadwal pembukaan akan bentrok dengan jadwal berangkat kapal fery yang jadwalnya hanya sekali dalam sehari. Apabila tim halut dan halteng tidak naik kapal fery, masih ada alternatif lain yakni menggunakan speed boat yang ada setiap saat, namun akan membengkakan biaya 2-3 kali lipat, dan ini salah satu yang menjadi pertimbangan kami, mengingat dana kami yang terbatas.



Keputusan ini diambil dengan sangat berat hati. Namun keadaan yang mengharuskan kami menyepakatinya. Konsekuensinya mungkin cukup berat, yakni acara pembukaan yang sepi, dan mungkin akan mengecewakan pihak pemerintah. Tapi sekali lagi keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang sangat matang, dan memang harus dilaksanakan. Pihak pemerintah boleh saja kecewa, tapi mereka harus menyadari jika hal ini terjadi juga karena mereka. Jadi impas lah yah…



Pukul 21.00

Aku dan para panitia lain berharap pak gubernur memberikan kepastian pada jam ini. Tapi birokrat memang birokrat, dan mereka belum bisa memberikan kepastian. Para panitia pun kembali ke ruangan tidur dan sebagian besar dari merekapun tidur. Aku, Bowo, dan beberapa panitia cowok masih terjaga di ruang tidur cowok. Mungkin malam ini kami tidak akan tidur, dan harus menyusun alur transportasi sampai dini hari. Ruang tidur kami di UMMU ini adalah ruangan kelas ber-AC yang diberi karpet, cukup nyaman lah.



Kepastian waktu dan tempat acara pembukaan baru datang pada pukul 23.30 alias setengah 12 malam, pembukaan akan dilaksanakan di POLTEKKES Ternate, entah dimana itu. Saat itu, semua panitia dan peserta yang masih terjaga langsung diberi tahu, agar besok pagi mereka dapat bersiap-siap. Setelah itu, aku, bowo, dibantu beberapa panitia lain pun harus menyusun ulang alur transportasi yang jauh berbeda dari skenario yang kami buat tadi sore. Proses penyusunan ini dilakukan dengan penuh perjuangan karena malam itu listrik padam, sehingga kami harus menyusun alur transport di bawah cahaya senter. Penyusunan alur ini pun selesai pada pukul 02.00 dini hari, dengan aku, bowo, dan adi sebagai orang terakhir. Adi cukup berjasa dalam memebrikan ide pada penyusunan alur ini, mungkin karena otak dan badannya yang masih fresh, tidak seperti aku dan Bowo yang sudah sangat lelah dan mumet. Setelah penyusunan alur selesai, aku dan Bowo segera menghubungi para supir bus dan pick up untuk memberi tahu perubahan alur yang terjadi. Meskipun ini bukanlah waktu yang baik untuk menghubungi orang, namun apa boleh buat, itu harus kami lakukan agar semuanya berjalan lancar.



Malam ini aku, Bowo, dan Bani harus tidur di UMMU, dan kamar yang telah kami sewa di hotel Archie hanya diinapi oleh tas-tas kami. Akupun tidur, walaupun hanya punya sedikit waktu, karena 3 jam lagi kami sudah harus bekerja lagi.



Sebentar lagi pembukaan Kersos, dan Tim Kersos akan berpencar di wilayahnya masing-masing. Apakah semua akan berjalan dengan lancar? Tunggu kelanjutan kisahnya.



*bersambung*