Minggu, 17 Januari 2010

Sebab-sebab datangnya kebahagiaan (Ringkasan nasehat-nasehat Syaikh Abdur Rozaq Al-Abbad Al-Badr Hafidzohulloh)

Berikut ini adalah beberapa poin nasehat yang disampaikan oleh Syaikh Abdur Rozaq Al-Abbad Al-Badr Hafidzohulloh, yang disampaikan dalam tabligh akbar, ahad, 17 Januari 2009 di mesjid Istiqlal. Poin-poin ini hanyalah sebagaian kecil dari yang disampaikan oleh syaikh yang sempat saya catat, semoga dapat bermanfaat bagi yang belum sempat hadir, atau yang telah hadr namun belum sempat mencatat:

a. Semua orang menginginkan kebahagiaan, namun banyak orang yang mencari kebahagiaan dengan cara yang diharamkan Allah (maksiat), maka cara seperti ini tidak akan mendatangkan kebahagiaan melainkan kesengsaraan

b. Segala maksiat kepada Allah tidak akan pernah mendatangkan kebahagiaan

c. Kebahagiaan tidak dapat dicapai kecuali melalui jalan-jalan yang telah ditetapkan oleh Allah subhana wa ta’ala dan Rasul-Nya

d. Seorang muslim yang mendapat taufik, yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kebahagiaan hanya di tangan Allah dan tidak bisa diperoleh kecuali dengan ketaatan kepada Allah

e. Beberapa tanda-tanda orang yang mendapat kebahagiaan disebutkan oleh Allah subhana wa ta’ala: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (Al-Lail:5-10)

f. Al-Qur’an adalah sumber kebahagiaan. Allah subhana wa ta’ala berfirman: “Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Al-Baqarah:38). Yang dimaksud dengan petunjuk ialah Al-Qur’an.

g. Dan Allah subhana wa ta’ala juga berfirman: “Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah” (Thahaa:2)

h. Maka orang yang bahagia ialah para ahli Al-Qur’an

i. Yang dimaksud dengan ahli Al-Qur’an tidak harus hafal Al-Qur’an, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghafal Al-Qur’an, namun ia adalah orang selalu terikat dengan Al-Qur’an, berusaha memahami dan mengamalkannya.

j. Ingatlah, semakin banyak kita mengambil bagian dari Al-Qur’an, maka akan semakin banyak kebahagiaan yang akan kita peroleh

k. Intisari dari kebahagiaan adalah iman dan amal saleh, dan dalam hal ini tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Allah subhawa wa ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl:97)

l. Orang yang paling kaya dan paling sehat, belum tentu menjadi orang yang paling bahagia

m. Ada 3 perkara yang merupakan tanda-tanda kebahagiaan (menurut Ibnul Qoyyim Al-Jauziah):

1. Bersyukur

2. Bersabar

3. Istighfar

Hal ini disebabkan karena setiap manusia tidak pernah lepas dari tiga keadaan, yakni: mendapat nikmat, mendapat cobaan, dan berbuat dosa. Orang yang berbahagia ialah orang yang ketika mendapat nikmat ia bersyukur, ketika mendapat cobaan, ia bersabar, dan ketika berbuat dosa, ia beristighfar.

n. Maka berhati-hatilah kita jika merasa telah berada dalam tiga perkara tersebut, karena itu semata-mata adalah karunia Allah, dan Allah-lah yang menanamkannya ke dalam hati-hati kita, dan bukan tidak mungkin Allah akan akan mencabutnya sewaktu-waktu.

o. Inti dan tempat kembali segala sesuatu ialah keimanan, maka kadar kebahagiaan seseorang sesuai dengan kadar keimanannya.

p. Ibnul Qoyyim Al-Jauziah mengatakan: Tanda kebahagaiaan seseorang ialah jika dia meletakkan kebaikan-kebaikannya di belakang punggungnya, dan kejelekan-kejelekannya berada di depan dadanya, sedangkan tanda kesengsaraan seseorang ialah jika dia meletakkan kebaikan-kebaikannya di depan dadanya, dan kejelekan-kejekannya di belakang punggungnya

q. Hendaklah segala sesuatu yang kita kerjakan hanya untuk mengaharap ridah Allah, dan bukan untuk mengharap balasan atau ucapan terima kasih. Allah subhana wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (Al-Insan:9)

r. Syaikh menutup nasehat-nasehatnya dengan menukil perkataan Ibnul Qoyyim Al Jauziah dalam kitab Za’adul Ma’ad, tentang sebab-sebab datangnya kebahagiaan, yakni:

1. Tauhid

2. Ilmu

3. Kembali/cinta kepada Allah

4. Senantiasa mengingat Allah

5. Memberi manfaat kepada orang lain

6. Keberanian

7. Menghilangkan penyakit-penyakit hati

8. Meninggalkan sikap berlebih-lebihan dalam segala hal

Demikianlah beberapa nasehat-nasehat syaikh kepada kaum muslimin di Indonesia, semoga kita dapat memperoleh kebahagiaan yang hakiki, dan semoga Allah memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada Syaikh Abdur Rozaq agar senantiasa dapat mengamalkan ilmunya, sehingga dapat bermanfaat bagi kaum muslimin. Barakallahu fiikum ya Syaikh…

Minggu, 03 Januari 2010

Titik akhir

***
Hari ini kami akhiri perjalanan kami
Dalam langkah mencari ridha-NYA
Bukan akhir segala-galanya, tapi awal untuk titik yang lebih cerah
Dengan lentera cahaya yang mnyejukkan jiwa.
Dengan insan-insan yang baru,insan-insan yang hatinya terisi ilmu, bukan sekedar logika dan hawa nafsu.
Kami masih berdiri di belakang tirai.
Untuk jadi pemegang lentera ini, tak berucap banyak kecuali dengan hikmah.
Kami masih disini, disamping nakhoda, untuk jadi navigator bahtera ini,untuk bersama menuju pulau kemenangan.
Di ujung sana, yang terang benderang, sisihkan samar-samar yang mengganggu, dan ikutkan ia bersama kami, dalam bahagia dan kemenangan yang nyata.

Anyer,27 des 09
11.41