Jumat, 30 April 2010

Keputusan


***
Ketika lelah berkunjung dalam raga yang tak berdaya ini, ku tertegun melihat hantaran mengejutkan nurani yang masih berbisik lirih akan rasa itu. Memaksanya untuk memutuskan satu hal, tapi jiwa ini tak sanggup mengangkat beban sejenis ini, yang baru pertama kali hinggap di selasarnya, tak sempat tuk mengenal, dan ia datang tiba-tiba, menghujam tanpa tahu diri, tanpa tahu apa isi hati ini. Ia tak mendengar derap tertatih saat jiwa ini merangkak mencari arti dan memeluk gelisah. Ia tak melihat goresan-goresan indah berseri yang melayang singgahi pelupuk yang mungkin berkaca-kaca. Karena itulah ia mencoba membidik, dan aku berada di bidikan itu.

Di ujung persimpangan ini, terasa jalan yang semakin berat, semakin menguji kedewasan dan kepahamanku akan hidup ini. Dan setetes demi setetes hikmah tetap mengalir di hati yang masih terus berbolak balik ini. Merekapun berlomba dengan tetesan-tetesan kelabu yang coba disuntikkan oleh gerangan-gerangan di balik tabir hitam pekat tak terlihat.

Sungguh meniti jalan ini adalah sebuah ujian yang nikmat, walau berat berliku. Kesabaran yang bisa membuatnya indah dan rupawan, hiasi kebisingan dunia yang terus menarik ke kanan dan ke kiri, tak tahu arti akan sempurnanya jalan ini. Jalan yang telah dilalui insan-insan luar biasa. Sungguh kumerindukan mereka di tengah segala nyaman maupun penat.

Dan kukembali pada bidikan tadi, memaksaku tuk putuskan sesuatu, yaah, memutuskan sesuatu, dan aku pun memutuskan untuk tidak memutuskan apa-apa.

Ruang Putih Salemba
Sabtu, 1 Mei 2010
00.33

Tidak ada komentar:

Posting Komentar