Sabtu, 29 Mei 2010

Hukum Hipnotis

بسم الله الرحمن الرحيم

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman saya yg berinisial RWR, pernah bertanya tentang hukum hipnotis. Dan sekarang kebetulan saya menemukan artikel yg pas, silahkan dibaca:

Berikut ini jawaban para ulama dalam komisi riset dan fatwa tentang hukum Hipnotis, semoga bermanfaat

Fatwa Lajnah Da’imah (Komisi Khusus Bidang Riset Ilmiah dan Fatwa) Saudi Arabia

Pertanyaan:
Apa hukumnya hipnotis?
dimana dengan kemampuan hipnotis tersebut, pelakunya dapat menerawangkan fikiran korban, lalu mengendalikan dirinya dan bisa membuatnya meninggalkan sesuatu yang diharamkan, sembuh dari penyakit tegang otot atau melakukan pebuatan yang dimintanya tersebut?

Jawaban:
Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukunan) yang mempergunakan jin sehingga si pelaku dapat menguasai diri korban, lalu berbicaralah dia melalui lisannya dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah dirinya dikuasainya. Hal ini bisa terjadi, jika si korban benar-benar serius bersamanya dan patuh. Ini adalah imbalan untuk para penghipnotis karena perbuatan syirik yang mereka persembahkan kepada jin tersebut..

Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali si pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia memang serius melakukannya bersama si pelaku.

Atas dasar ini, menggunakan hipnotis dan menjadikannya sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, benda yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk syirik karena alasan di atas dan karena hal itu termasuk berlindung kepada selain Allah terhadap hal yang merupakan sebab-sebab biasa dimana Allah Ta'ala menjadikannya dapat dilakukan oleh para makhluk dan membolehkannya bagi mereka.

Wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad Wa Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam

[Kumpulan Fatwa Lajnah Daimah, Juz 11, hal-400-402]

Kesimpulan diatas:

1. Perkara ghaib hanyalah milik Allah, dan tidak ada yang bisa mengetahuinya kecuali melalui perantaraan wahyu.
2. Para dukun, tukang sihir dan para jin saling tolong menolong untuk melakukan kesyirikan. Dan Jin mengabarkan berita masa depan yang dicuri dari langit yang bisa jadi dia terbakar sebelum bisa menyampaikannya, dan para tukang sihir ataupun dukun berbohong dengan seribu kebohongan. Namun, perkataan mereka dipercaya hanya karena kebetulan pernah satu kali benar dikarenakan berita langit yang sampai kepada mereka.
3. Hukum hipnotis yang menggunakan para jin (ilmu gaib dan supra natural), walaupun hasilnya untuk pengobatan ataupun meninggalkan hal yang haram (mis: narkoba, dll) adalah termasuk bentuk kesyirikan. Maka hal ini terlarang.

Catatan tambahan :

Adapun hipnoterapi yang dikembangkan oleh para ahli psikologi dengan mengembangkan teori otak kanan (alam bawah sadar) yang digunakan untuk terapi para pasien maka hal itu tidak termasuk, karena itu adalah ilmu yang ilmiah yang diperbolehkan dan dikembangkan secara logis dengan penelitian. Terapi yang dilakukan para ilmuwan psikolog terhadap para pasien berbeda dengan praktek yang dilakukan oleh para tukang hipnotis (baca: tukang sihir).

Terapi ilmiah menggunakan teknik-teknik tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, dan bisa dijabarkan secara logis. Walaupun secara istilah disebut hipnoterapi (terapi hipnotis) namun secara praktek berbeda dengan hipnotis supranatural. Maka, hukumnya pun terkait pada hakekat bukan pada istilahnya.

Peringatan:

Adapun kebanyakan praktek hipnotis yang berkembang dimasyarakat adalah bentuk yang pertama yang termasuk kedalam kategori sihir, yang menggunakan bantuan Jin. Mereka membungkus perbuatan syirik mereka dengan teori-teori ilmiah otak kanan dan kiri, dengan beragam bukti untuk mengelabui kebanyakan orang, namun pada hakekatnya adalah praktek sihir. Jadi kita perlu hati-hati dan mencermati dengan seksama.

Wallahu ‘Alam

Sumber:
http://serambimadinah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=85:hukum-hipnotis&catid=42:konsultasiagama&Itemid=67 (dengan pengeditan seperlunya)


Senin, 24 Mei 2010

Komplikasi

***
بسم الله الرحمن الرحيم

time is running out…
Tak terasa memang, sudah hampir empat tahun aku tinggal di kota ini, ibukota negara Indonesiaku, alias kota Jakarta, meninggalkan kota kelahiranku Kendari nun jauh disana. Dan tak terasa juga, sekarang aku telah menjadi seorang sarjana, yaah walaupun cuma sarjana-sarjanaan, haha, tapi gapapalah, paling tidak udah menjadi setengah dokter gigi, sebentar lagi insya Allah akan menjadi dokter gigi yang sebenarnya..Amiin.

Kuliah di FKG UI memang gak mudah, terutama semenjak memasuki jenjang profesi alias coas, otak ini tak lagi hanya disibukkan oleh pelajaran, tapi yang lebih penting dari itu adalah mencari pasien beserta requirementnya, yaah, karena tanpa itu, kita gak akan bisa lulus menjadi dokter gigi. Memang berat dan selalu membuat stress orang-orang. Di klinik, tak ada satu hari pun tanpa keluh kesah yang keluar dari mulut anak-anak coas gigi..waww, segitunya kah? Paling tidak begitulah yang aku perhatikan. Hmm…tapi aku selalu mencoba untuk berpikir positif dan optimis. Di saat orang-orang berkeluh kesah dan merasa semuanya begitu berat, aku selalu bersikap sebaliknya, aku mencoba menikmati semuanya selayaknya kita menikmati hidup. Mungkin ini salah satu manfaat dahulu aku sering mengikuti training motivasi dan membaca buku-buku tentang motivasi. Hidup ini tidak selalu datar-datar saja, tapi akan selalu ada dinamika, dan apa yang aku lalui sekarang adalah dinamika itu, dan aku yakin, setelah keluar dari sini aku akan menjadi pribadi yang lebih tangguh.

Aku selalu heran dengan teman-teman yang setiap memasuki hari senin selalu mengatakan: Duuh, udah senen aja nih, mood gue ancur, masih pengen liburan, dll. Hey…pikir lagi deh, awal aktivitas mu udah dimulai dengan keputus-asaan, gimana akhirnya nanti??? Ingetlah, kita gak akan sampe ke hari jum’at jika tidak melewati hari senin, selasa, rabu, kamis. So, aku cuma pengen pesen ke teman-temanku, hari senin itu adalah hari dimana engkau mengawali mimpimu dalam setiap pekan, maka awalilah dengan senyum dan semangat, dan yang paling penting adalah berdoa kepada Allah, agar dimudahkan dalam segala urusan.

Okelah, itu masalah klinik,,,trus apa hubungannya sama judul “komplikasi”?? hehe, sabar…baru mau masuk ke inti nih…

Hmm..gini, saat ini memang banyak sekali mimpi dan rencana yang berputar-putar dalam otakku, makanya ku sebut saja dengan komplikasi, yang terkadang membuat diri ini bimbang harus memilih rencana yang mana, bagaimana kedepannya, dan macam-macam deh.

Secara formal, aku memang seorang mahasiswa kedokteran gigi, tapi secara informal, aku adalah seorang penuntut ilmu agama. Kalo mo bicara fair-fair-an, tentu ilmu agama adalah yang lebih penting, karena ini menyangkut akhirat, sementara ilmu kedokteran gigi hanyalah ilmu yang dipakai di dunia saja. Makanya aku lebih senang menyebut aktivitasku sebagai penuntut ilmu agama, sembari belajar ilmu kedokteran gigi, walaupun kenyataannya lebih banyak waktu yang kuhabiskan untuk belajar ilmu kedokteran gigi dibanding ilmu agama. Satu hal yang kusadari, sangat sulit untuk menjadi ahli di dua bidang itu secara bersamaan, karena dua ilmu ini perlu keseriusan yang sangat tinggi. Namun aku juga tak ingin melepas salah satunya. Di satu sisi aku ingin sekali menjadi seorang dokter gigi ahli bedah mulut, dan di sisi lain juga ingin ahli di bidang agama. Karena itulah muncul beberapa ide yang mungkin bisa mengakomodir kedua minatku ini, diantaranya:

  1. Ngambil Spesialis bedah mulut di UI, sambil kuliah di Medinah International University (MEDIU), sebuah universitas virtual
  2. Ngambil spesialis bedah mulut di King Saud University, Riyadh, sambil belajar ilmu agama secara informal di Ma’had ilmi riyadh milik Syaikh Shalih Fauzan
  3. Tidak mengambil spesialis bedah mulut dulu, tapi setelah lulus drg.langsung kuliah di Universitas Islam Madinah, ngambil s1 ilmu agama. Sp.BM nya belakangan ajah
  4. Dan kalo ketiga pilihan itu gak kesampaian, belum ada plan lagi nih..hihi

Yah begitulah, yang jelas sekarang aku tetap mencoba istiqomah belajar agama (walaupun berat), dengan rutin mengikuti ta’lim, dan pastinya belajar bahasa arab, karena inilah yang menjadi kunci dalam mempelajari ilmu agama. Alhamdulillah aku telah pernah diberi kesempatan belajar di Jogja pd tahun 2009 yg lalu, tentu itu menjadi dasar yang sangat membantu. Tapi tetap aja, memahami kitab Al-muyassaru fii ‘ilmi nahwi masih belum cukup, mencoba belajar sendiri kitabuttashrif, mukhtarot, dan mulakhos qawaaidil luhghotil arabiyah, juga masih sulit. Yah alhamdulillah, walaupun bahasa arab masih abal bin cetek, tapi tetap mencoba latihan membaca kitab-kitab arab gundul yang aku miliki, seperti: Al-Irsyad ila shahihil I’tiqad, syarhu ushul tsalatsa, Al-Qawaaidul Fiqhiyyah, Al-I’tisham, dan banyak e-book bahasa arab. Yahh, dikit2 nyambung lah..hehe. Makanya, komplikasi berikutnya adalah pengen belajar bahasa arab secara lebih intensif dan dengan bimbingan yang jelas, udah mulai capek meraba-raba sendiri, ditemani kamus al-munawwir, kamus al-mufid (software), kamus java kedaton (website), google translate, dan nanya2 ke temen yang lebih ahli.

Next…
Sekarang aku mempunyai aktivitas baru yakni menekuni seni bela diri Jepang Kendo, latihannya di Hall gulat senayan setiap Jum’at malam. Aku memang menyukai seni bela diri, sebelumnya aku juga pernah menekuni seni bela diri karate, hingga ban biru. Yah, dibanding dengan olahraga, aku merasa lebih berbakat dan lebih menyukai seni bela diri. Hitung-hitung buat pengganti olahraga, gak ada salahnya menekuni seni bela diri ini.

Aktivitas lainku yang tak kalah pentingnya adalah menulis. Kecintaanku dalam dunia tulis menulis mulai muncul sejak aku duduk di bangku SMP, aku senang menulis puisi dan sya’ir, dan akhirnya menjadi kebiasaanku hingga SMA dan sampai sekarang. Setelah banyak belajar agama, aku pun mulai menulis artikel-artikel keagamaan yang aku publish di blog-ku, maupun di notes facebook. Semoga Allah meridhai dan menjaga tulisan-tulisanku tersebut, dan menjadikannya bermanfaat bagi diriku dan bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

The last, and the biggest complication is…
Pasti udah bisa nebak lah..hihi jadi malu, ya itu dia, pengen nikah muda…hahaha, pokoknya target maksimal setahun setelah lulus drg.harus udah nikah. Calonnya? Tentu saja belum ada, gampanglah itu (sok2an),,,ckckckck.

Oh ya satu lagi, setelah lulus drg.pengen nyari pengalaman dengan PTT, dan aku sudah mantap utk memilih PTT di daerah tempatku berasal saja, yaah, pengen lebih dekat dengan orang tua dan keluarga aja, setelah 5 tahun berpisah jauh, masa’ pisah lagi…

Jadi, kalo dirunut, mungkin rencana kedepanku akan seperti ini kemungkinannya:
  1. Lulus drg > nikah > PTT > Spesialis di Jakarta atau di Riyadh (sambil belajar ilmu agama)
  2. Lulus drg > PTT > nikah > Spesialis di Jakarta atau di Riyadh (sambil belajar ilmu agama)
  3. Lulus drg > nikah > belajar agama di Madinah > Spesialis

Yayaya, ini hanya rencana, aku hanya bisa berusaha, Allah-lah yang akan menentukan semuanya. Karena Ia lebih tahu mana yang terbaik untuk kita…Doakan aku teman-teman dan saudara-saudaraku…


Jakarta, 24 Mei 2010
23.18