Sabtu, 10 Juli 2010

Renungan OSPEK

***
Oleh: Amirul Ihlas Hiroshi, SKG

Akhir-akhir entah kenapa saya jadi senang membicarakan masalah OSPEK, mungkin karena sering diskusi dengan teman-teman tentang masalah ini. Beberapa hari yang lalu saya sempat mem-post tweet dan status Facebook yang berkaitan dengan panitia OSPEK, isinya hadits Nabi yang shahih, yang tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya. Seperti yang saya duga, respon pun datang dari berbagai pihak, termasuk panitia OSPEKnya sendiri. Ada yang mengatakan tulisan itu bisa menyakiti hati panitia OSPEK, ada yang mengatakan saya tidak punya punya filter buat menyaring kata-kata, ada yang mengatakan saya frontal, yang intinya cuma satu: Apa yang saya katakan itu benar, tapi cara penyampaiannya yang salah. Maka orang-orangpun memberi saran kepada saya agar dalam menyampaikan sesuatu kebenaran, harus lebih bijak, santun, dan baik. Saya pun menerima saran itu dengan lapang dada.

Apakah cuma sampai disitu?
Tunggu..tunggu…apakah pembaca tidak merasakan sesuatu yang janggal?

Apakah anda tahu apa yang menyebabkan status FB dan tweet saya mendapat respon negatif? Padahal saya bermaksud menyampaikan kebenaran, mendidik, dan berdakwah. Seperti yang dijelaskan diawal, jawabannya karena cara penyampaiannya yang salah, dan yang mengatakan itu adalah orang-orang yang mendukung sistem OSPEK. Nah, sekarang coba kita renungkan bersama, semua konten yang ada dalam acara OSPEK itu kita yakini bersama Insya Allah baik dan benar, misalnya saja olahraga agar badan sehat, tugas-tugas yang banyak agar terbiasa ngerjain tugas kuliah yang juga banyak, melatih kedisiplinan, jiwa kepemimpinan, kekompakan dan solidaritas angkatan, dan banyak hal-hal baik lainnya. Intinya kita sepakat bahwa OSPEK itu tujuannya baik. Namun, apakah semua konten itu telah disampaikan dengan cara yang baik?

Saya mengutip hadits nabi untuk nasehat kepada para panitia OSPEK, bukan sembarang perkataan, namun karena orang-orang menganggap itu frontal, maka nasehat tersebut tidak bisa diterima. Yeah, that’s the point… Untuk para panita OSPEK yang budiman dan supeeer (gaya mario teguh), apakah anda-anda semua tidak khawatir, apa yang terjadi pada saya, akan terjadi juga pada anda. Niat kalian baik untuk mendidik dan mengajarkan banyak hal pada Mahasiswa baru, namun karena penyampaiannya yang “maaf” agak keras, bukan tidak mungkin, para mahasiswa baru juga tidak akan bisa menerima itu, seperti halnya anda tidak bisa menerima nasehat saya. Bukankah akan sia-sia curahan pikiran dan tenaga yang anda luangkan untuk OSPEK, jika para peserta tidak bisa menerima apa yang anda sampaikan, padahal anda semua menginginkan kebaikan bagi mereka.

Maka pesan saya kepada saudara-saudaraku panitia OSPEK dan siapapun yang terkait, perlakukanlah orang lain sebagaimana anda mau diperlakukan. Mendidiklah dengan cara yang baik, sebagaimana anda ingin dididik dengan cara yang baik. Nasehatilah orang dengan cara yang baik, sebagaimana anda ingin dinasehati dengan cara yang baik.

Itulah sedikit curahan hati dan saran dari saya, semoga dapat menjadi renungan untuk kita bersama, dan semoga tulisan ini tidak diboikot dan dianggap frontal (lagi).
Ingatlah saudaraku, cara penyampaian yang santun akan menambah jelas kebenaran yang kita sampaikan…Apa yang kita sampaikan itu penting, namun cara penyampainnya jauh lebih penting.

Salemba, 11 Juli 2010
Pukul 02.11 Dini Hari (WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar