Sabtu, 09 Juli 2011

The A-Team’s #4th Day: Sedikit Titik Cerah

***
Kamis, 22 Juli 2010

Pagi Hari
Setelah begadang menyusun alur transport hingga dini hari bersama Bowo dan Hendro, akhirnya hari yang baru pun dimulai. Hari ini kami masih mengurusi segala hal yang belum beres. Dan tentu saja aku dan Bowo mengurus masalah transportasi yang sampai detik ini belum ada kejelasan.

Perjalananku dan Bowo pagi ini dimulai dengan misi mencari bus untuk mengangkut panitia dan peserta Kersos, tujuan pertama kami adalah kantor Polda. Kamipun meluncur ke TKP dengan menggunakan ojek, sesampainya disana kami langsung bertemu dengan orang yang bertanggung jawab masalah bus, ia seorang Polwan yang aku lupa namanya. Dari polwan itu kami diberi kabar buruk, semua bus milik Polda harus disterilkan alias tidak bisa dalam beberapa minggu ke depan, untuk persiapan kedatangan bapak presiden SBY. Aku dan Bowo pun berusaha untuk memohon toleransi, namun tidak bisa karena hal itu sudah merupakan prosedur standar kepolisian. Kami berdua pun tertunduk lemas dan kecewa, sebuah awal yang buruk di pagi hari. Kamipun mohon pamit dan berjalan meninggalkan ruangan menuju halaman depan kantor Polda. Tiba-tiba Bowo ingin BAB (penting ga sih ditulis disini?), dan ia pun lari mencari WC di kantor Polda dan numpang b*k*r disitu, aku menunggu di teras kantor Polda. Setelah Bowo selesai b*k*r, kami mengisi perut di warung depan kantor Polda, dengan menu khas nasi kuning, ikan cakalang, dll. Kami berharap dengan mengisi perut yang masih kosong sejak berangkat, dapat memberi sedikit ketenangan dan kejernihan dalam berpikir.

Setelah makan, kami mencoba alternatif kedua yang dapat meminjamkan kami bus, yakni Univesitas Khairun (Unkhair), Bowo telah memegang nomor telpon wakil rektor 4 nya, dan tanpa ragu iapun segera menelepon. Namun, pihak Unkhair tidak dapat membantu kami karena katanya kami mengabari mereka terlalu mendadak dan tidak ada surat resmi. Yaah…alternatif kedua gagal, dan kami pun beralih ke alternati ke tiga, yakni Korem. Kami tahu bahwa satuan TNI pasti memiliki bus. Tanpa pikir panjang kami langsung menuju ke markas Korem dengan menggunakan ojek.

Kabar baik? Tidak juga, ternyata Korem hanya memiliki satu bus dan satu-satunya bus itu akan digunakan untuk persiapan menyambut Pangdam yang akan berkunjung ke Ternate.

Di tempat lain, Eva telah berangkat ke Tobelo (Halmahera Utara) dengan diantar oleh Hendro sampai Sofifi, pada pukul 09.00 WIT tadi. Sekedar informasi, untuk menuju ke Halteng dan Halut, dari Ternate kita harus menyebrang ke Sofifi (menggunakan speed boat atau fery), kemudian baru melanjutkan perjalanan menggunakan mobil. Seharusnya Bowo bersama Eva ke Halut, namun karena urusan transportasi di Ternate belum beres, maka terpaksa Eva berangkat sendiri.

Kembali ke masalah bus, aku dan Bowo sudah tak memiliki alternatif lagi. Maka kamipun men-skip masalah bus untuk sementara dan berpindah ke masalah kapal fery untuk penyebrangan tim kersos. Kami kemudian menuju ke pelabuhan Bastiong.

Di pelabuhan Bastiong, kami bertemu langsung dengan manajer PT.ASDP setempat, yakni Pak Dadag, kamipun memberitahu maksud kedatangan kami yakni untuk meminta bantuan dalam masalah penyeberangan. Alhamdulillah Pak Dadag bersedia membantu kami dengan memberikan keringanan biaya penyeberangan. Namun Pak Dadag menyarankan agar kami membuat surat resmi untuk PT.ASDP.

Hal ini membuat kami sedikit lega, paling tidak, kerja kami pagi ini sedikit membuahkan hasil, walaupun satu PR besar yakni Bus belum terpecahkan. Kami berdua pun kembali ke markas A-Team untuk beristirahat.

Sore Hari
Kabar baik, ternyata dr.Husein telah memberi kami CP Bus dari Dinas Pariwisata, dan sore ini supir busnya mengajak kami untuk bertemu. Entah siapa yang menghubunginya (mungkin Risty), yang jelas bukan aku atau Bowo. Karena kami baru mengetahui perihal bus pariwisata ini.

Kami berlima (Aku, Bowo, Hendro, Risty, dan Rizu) segera menuju ke Jatiland Mall untuk bertemu degan supir bus pariwisata yang insya Allah akan kami gunakan. Kamipun tiba di Jatiland Mall yang berada di tepi pantai. Di depan mall itu telah parkir 3 bus, 1 bus terlihat eksklusif, sementara 2 bus lagi terlhat sudah cukup tua. Di sekita Jatiland mall ini aku melihat banyak bule yang bertebaran, ternyata mereka adalah para angkatan laut AS yang sedang berjalan-jalan, dan mereka diantar oleh 3 bus ini.

Kamipun bertemu dengan supir bus dan diajak masuk ke bus yang eksklusif. Disana kami ngobrol dengan 3 supir bus, dan intinya adalah mereka dapat membantu kami untuk mengangkut tim Kersos 2010, merekapun menanyakan alur transpor dan acara. Aku dan Bowo pun menjelaskan secara singkat alur transpor kasar (karena memang belum fix), selain itu, kami juga berkonsultasi mengenai lokasi-lokasi city tour dan alurnya. Setelah mendengar penjelasan alur dari kami, pembicaraan dilanjutkan dengan penawaran biaya. Setelah tawar menawar, akhirnya kami pun menemui kesepakatan harga. Alhamdulillah, bukan main leganya perasaan kami saat itu, ibarat musafir kehausan yang menemukan mata air di tengah gurun pasir (Lebay.com).

Makan Sore Di Solaria Jatiland Mall, Ternate (Photo by:Hendro AS)

Setelah masalah bus selesai, kami berlima sedikit refreshing dan mengisi perut di Jatiland Mall, tepatnya di Solaria. Disini kami makan sambil menikmati pemandangan laut yang indah, langsung dari meja makan kami, sungguh nyaman.

Setelah makan dan menyegarkan otak sejenak, kamipun kembali ke Markas.

Di markas, ternyata ada satu PR lagi, yakni mobil pick up. Yah mobil pick up diperlukan untuk mengangkut barang-barang kersos (alat-alat dan bahan pengobatan gigi serta sirskumsisi, bahan penyuluhan, dll) yang cukup banyak. Namun alhamdulillah, sekali lagi pertolongan datang tepat pada waktunya. Pak Mukti yang merupakan penjaga apotik makassar farma memberi kami bantuan dua mobil pick up kenalannya. Memang selama tinggal di markas A-Team, kami selalu berkonsultasi dan menceritakan segala kesulitan kami pada drg.Rustan, istrinya, dan juga pada pak Mukti, dan mereka sangat bersemangat untuk membantu kami. Semoga Allah membalas kebaikan orang-orang ini dengan jauh lebih baik, Amiin.

Nah, walaupun sudah mendapatkan 2 pick up, kami masih butuh 1 pick up lagi. Maka kamipun meminta bantuan Pak Yus. Pak Yus adalah seorang bos mobil travel di Sofifi yang pernah membantu Tim Survei dalam menyediakan mobil menuju Tobelo dan Weda, dan kali ini kami juga berencana untuk menggunakan jasa mobil rental beliau. Walaupun ia bukan bos mobil pick up, tapi kami yakin beliau punya kenalan yang mobil pick upnya bisa disewa. Dan Alhamdulillah pak Yus menyanggupi untuk mencarikan pick up dan akan mengabari kami esok hari.

Malam Hari
Seperti biasanya, kami berkumpul di ruang tengah untuk membicarakan apa saja tentang Kersos 2010. Aku dan Bowo mengetik alur transportasi yang (semoga) sudah fix, untuk dikirim ke Jakarta besok pagi. Kemudian terjadilah sebuah insiden kocak, yang aku beri judul:

Rina Oh Rina….
Tiba-tiba saja ponselku berdering, dan aku melihat nomor yang tidak dikenal, aku pikir ini Ami, Ditto atau Eva yang ingin mengabari sesuatu, akupun segera menjawab telpon tersebut, ternyata dari seorang perempuan suaranya asing bagiku.

“Halo, ini amirul yah?”
“Oh iya benar, ini siapa yah?”
“Oh ini aku Rina.”
(Dalam hatiku: Rina siapa dan yang mana yah?)
“Rina yang mana yah?”
“Rina yang …^%^%&%^&%**&*” (suaranya gak jelas)
Karena malas untuk bertanya lagi dan takut dibilang budek, maka aku pun menjawab:
“Oh iya iya” (dengan sotoy-nya)

Teman-teman A-Team sepertinya penasaran karena melihat wajahku yang sedikit bingung, Bowo lalu bertanya dengan suara pelan:”Siapa?” aku hanya menggelangkan kepala, dan karena sadar, orang yang menelepon ini agak-agak GeJe (gak jelas) maka aku langsung memberikan ponselku ke Bowo dan menyuruhnya untuk berbicara, dan tak lupa di loud speaker sehingga terdengar oleh kami semua. Yaah, seperti dugaanku, ternyata cewek ini hanya ingin BBB (basa basi busuk) dan diladeni dengan lancar oleh Bowo. Aku dan A-Team lainnya hanya bisa menahan ketawa. Setelah dikerjain oleh Bowo, Bowo kehabisan kata-kata, lalu ia memberikan ponselku kepada Hendro, dan Hendro pun melanjutkan kekonyolan ini dengan sedikit menggombal. Kami pin semakin tertawa dan tertawa, pasalnya, statemen Bowo dan Hendro yang berpura-pura menjadi aku, saling bertentangan, namun tetap saja cewek ini tidak menyadari bahwa ia sedang dikerjain, hingga pembicaraan pun disudahi. Setelah telepon ditutup barulah ketawa kami benar-benar lepas. Kemudian ponselku kembali berbunyi, ada sms masuk, ternyata dari Rina, bunyi-nya:

“Makasih yah udah mau ngobrol sama aku”

Buahahaha, aku langsung menunjukkan sms itu pada A-team yang lain dan kembali kami tertawa. Yayaya, memang itu perbuatan jahat, tapi itu cukup menghibur kami yang sedang mumet dengan pekerjaan kami.

-End of Insiden Kocak-

Setelah insiden kocak itu, aku dan Bowo meneruskan mengetik alur transpor fix. Namun aku merasa diserang flu, hidungku mulai pilek. Bowo memberikanku obat flu, yakni Paratusin, dengan sedikit peringatan: “ini bikin ngantuk lho, ntar lo ga bisa kerjain ini”, dengan yakin aku berkata: “gapapa kok, gue bisa tahan.” Maka aku pun menelan satu tablet paratusin dan kembali melanjutkan mengetik. Baru sekitar setengah jam setelah minum obat itu, ternyata efek obat ini telah berhasil menguasai sistem saraf pusatku, dan aku merasa mataku begitu berat. Aku pun meminta Bowo untuk melanjutkan mengetik, sementara aku berbaring sebentar di kursi ruang tamu. Rupanya aku benar-benar tertidur dan Bowo tidak berhasil membangunkanku, sehingga kami sama-sama tertidur di ruang tamu hingga pagi, dengan laptop yang masih menyala, dan alur transpor yang belum selesai.

*bersambung*

2 komentar:

  1. wuakakakaakak cieeeh Rina oh Rinaaa.. wkwkwkw gaya lo kak :p btw aku ga tau ya pas kejadian ini, udah di halteng sama ditto, "bersenang2" wkwkwk

    BalasHapus
  2. hahaha, yoi, kalo lo ama ditto ada pasti lebih kocak tuh, ditto yang bakal gw suru ngomong :))

    BalasHapus