Selasa, 01 Juni 2010

Tentang Mahasiswa Klinik a.k.a Coas Gigi


بسم الله الرحمن الرحيم

Kata "Klinik" (bukan "klenik" yah), bagi sebagian besar mahasiswa kedokteran gigi nampaknya jadi momok yg sangat menakutkan. Yah, tempat dimana kita berpacu dgn waktu utk mengejar requirement, dengan tujuan yg sama, yakni ingin cepat lulus jadi dokter gigi. Masa klinik (khususnya klinik integrasi) di FKG UI sangat berbeda dgn preklinik dalam berbagai hal, antara lain:

PERTAMA
Di klinik tdk ada lg jadwal kuliah dan diskusi yang baku, yang ada hanya jadwal pasien (yg kita atur sendiri), dan juga jadwal diskusi dgn dosen (yg juga kita atur sendiri)

KEDUA
Di klinik gak akan ada yg mempertanyakan kehadiran kita, emang sih ada absen, tapi itu bebas lo isi kapan aja, gak peduli lo datang jam berapa dan pulang jam berapa, dan gak ada yg ngawasin (kecuali Allah)

KETIGA
Di klinik, yang menentukan kelulusan kita ada banyak hal alias multifaktorial, persis seperti karies gigi yang etiologinya multifaktorial. Faktor-faktor itu antara lain: Pasien, duit, dosen, skill, dan KEBERUNTUNGAN

KEEMPAT
Di klinik, entah kenapa saya merasa Kepintaran Teori menjadi tidak begitu penting (terkadang yah, tapi gak selalu), tapi yg lebih penting adalah Skill Praktik, komunikasi, manajemen waktu, manajemen stress, manajemen uang, taktik, strategi, optimisme, kejujuran, dan yg paling penting adalah doa.

Kalo kata saya: anak preklinik berpikir teoritis, anak klinik berpikir praktis. (iya gak?)

Yaah, ini hasil pengamatan dan perenungan saya sendiri sih. Saya ini bisa dibilang mahasiswa FKG UI yang otaknya sangat pas-pasan, tp saya oke2 dan enjoy2 aja di klinik (tanya kenapa?). Pengalaman organisasi mungkin penting juga dalam hal ini, karena banyak sekali yang bisa diaplikasikan dlm kehidupan klinik, khususnya dalam hal manajemen.

Tapi bukan berarti kita jadinya gak belajar sama sekali. Kalo bego'nya keterlaluan ya kebangetan juga, 3,5 tahun belajar apa mas?mbak?

Intinya sih, asal bisa melakukan prosedur perawatan dengan benar, dan ngerti dikit teorinya, udah cukup kok.

Teori2 biasanya diperlukan dalam diskusi dgn dosen, atau utk menghadapi dosen2 yang hobi ngetes dan nanya2,,,hehehe

KELIMA
Di klinik, entah kenapa, dosen2nya jadi lebih "galak" dibanding preklinik, gak semua sih, tapi ada beberapa. Galak disini biasanya kalo kita melakukan suatu kesalahan prosedur atau gak bisa jawab pertanyaan dia. Yah wajar kali yah, kita udah belajar kedokteran gigi 3,5 tahun, dan skrg kita berhadapan dgn manusia, bukan phantom atau model yang bisa seenaknya kita bolak-balik atau kayak di praktikum, jadi wajar aja kalo dosennya marah. Saya ngerti kok, dibalik itu semua mereka ingin kita jadi lebih pinter, lebih hati2, dan lebih siap terjun ke masyarakat yg mungkin cobaannya jauh lebih berat. (Cieh, bijak amat sih lo roel..). Tapi gak cukup sampai disitu, mahasiswa klinik yg berbuat kesalahan atau gak bisa jawab pertanyaan juga wajar sih, ya namanya juga manusia, kan gak pernah luput dari kesalahan. Hehe, biar adil dong dan biar gue gak dibilang memihak pada dosen. Tapi kalo mau jujur dari lubuk hati saya (dan pastinya semua mahasiswa klinik) yg paling dalam, kita sangat merindukan dosen2 yang baik hati, tidak pemarah, lemah lembut, sabar, dan mau membimbing dengan ikhlas (maunya...). Yah tapi kalo semua dosen kayak gitu, mungkin kehidupan klinik jadi membosankan dan gak ada dinamika kali yah?? iyalah orang jadinya datar2 aja, gak ada tantangan dan rintangan, padahal tantantang itu yg bisa membuat kita jadi lebih kuat dan maju. Iya gak? iya dong!

Lah?jadinya lo maunya yg kayak gimana roel? Yaah, maunya apa adanya aja lah, gak usah minta macam2, apa yg ada di jalanin aja, bisa gak? insya Allah bisa lah, kalo kata motivator: "You can, if you think you can!"

KEENAM
Di klinik, gak ada lagi yg namanya libur semester, yang ada hanya libur nasional dan sabtu minggu. Hikz, terkadang iri juga ngeliat anak preklinik yang libur 2-3 bulan, sementara kita, masih berkutat di klinik. Yeah, tapi tetep bangga lah, kite udah sarjana, lo belom, kite udah bisa megang pasien, lo belom..weeek :p, libur2 deh sono..wakakaka, becanda deng (jangan tersinggung anak preklinik). Tapi setelah saya renungi, ini ada hikmahnya juga. Pernah dengar pepatah: "berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian - bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"? Yeah,,,that's the point! Apaan? nangkep gak? Ya itu, biarin libur dikit, tapi setelah ini kt akan menikmati kebahagiaan yang lebih indah dibanding sekedar libur, yakni lulus jadi drg. Bahagia gak kalian jadi drg.? Pastilah ya, bukan cuma kita, tapi orang tua, keluarga, dan kerabat2 kita pasti juga bahagia. Sederhananya gini aja deh, apakah kita mau diberi libur panjang, tapi waktu utk jadi drg. jadi lebih panjang? gak mau kan. Yah, karena saya yakin pembuat kebijakan lama pendidikan profesi kedokteran gigi telah mengatur waktu tercepat utk kita bisa lulus.

***

Yah, itu sedikit review dari saya tentang klinik. Terakhir, saya ingin berpesan kepada rekan2 mahasiswa klinik, khususnya saya sendiri:

SEMANGAT! dan Nikmatilah hari-harimu sebagai mahasiswa klinik, jangan dijadiin beban, think positive, jatuh-bangun dan gagal itu biasa. Bukan masalah berapa kali kita gagal, tapi sejauh mana kita bisa bangkit lagi. Memang di klinik kita akan banyak sekali menghadapi masalah, tapi ingatlah, masalah akan membuat kita semakin kuat, semakin dewasa, dan semakin bijak. Hadapi dan selesaikan masalah itu, you can do it...!!!

Dan satu lagi, jangan MT yah...bantulah temanmu yg butuh pertolongan. Jangan sampai ambisi kita membuat kita jadi menindas dan membuat teman kita jadi korban. Please jangan.

Oke itu aja deh...:)

NB: Sempat2nya nulis padahal lapsus konser belum kelar...whaaaa

Salemba, 1 Juni 2010
23.11


4 komentar:

  1. huaaaa senpaaaai
    berguna sekali postingannya <3

    BalasHapus
  2. trimakasih mas, udah sharing..
    kebetulan saya masih skripsi dan mau masuk klinik.. pengalaman nya bisa jd gambaran di klinik nantinya :)

    BalasHapus
  3. Waaah, ini yg d tulis memang buener banget. Realnya coas gigi. Hehe
    Masnya pasti udah jd drg nih :)

    BalasHapus