Selasa, 06 Mei 2014

PTT notes 002: The Day

Senin, 5 Mei 2014

Ini adalah hari yang istimewa sekaligus mungkin menyedihkan, karena hari ini adalah hari pemberangkatan ke provinsi penugasan. Walaupun PTT itu gak wajib, tapi gue udah memilih dengan berbagai pertimbangan, yang artinya gue juga harus menanggung segala konsekuensinya, termasuk meninggalkan keluarga kecil gue. Semua gue lakukan untuk mengabdi kepada negara tercinta ini. Seperti kata Abraham Lincoln (kalo ga salah, CMIIW):

"Jangan tanyakan apa yang negara telah berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu"

Sedih sih harus ninggalin dua orang yang sangat gue cintai: Tiara, istriku yang kunikahi tanggal 12 Mei 2012, dan Syakirah, putri pertamaku yang saat ini berusia 9 bulan. Terlebih sebentar lagi tanggal 12 Mei alias ulang tahun pernikahanku yang kedua. Yaah, tapi hidup harus berjalan, dan ini adalah tantangan yang harus bisa dihadapi.

Preparation
Gue sudah mempersiapkan logistik untuk berangkat PTT sejak sekitar 10 hari sebelum berangkat, dan gue mencoba membawa seminimal mungkln barang bawaan, namun efektif dan efisien. At the last, gue membawa 1 koper sedang, 1 tas ransel sedang, dan 1 tas selempang kecil, kesemuanya cukup ringan, dan gue memperkirakan beratnya gak sampai 20 kg.


barang bawaan gue


Ready to go
Gue bakal berangkat dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA646 menuju Ambon. Pesawat dijadwalkan berangkat pukul 08.15, namun gue udah harus ada di bandara jam 6 pagi.

Gue berangkat dari rumah pukul 04.00, dengan diantar oleh Tiara, Syakirah, bapak, dan ibu mertua, serta pengasuh Syakirah. Kami tiba di bandara jam 6 kurang, setelah sempat shalat subuh di rest area tol Tangerang. Di bandara, gue ketemu dengan bu Leni, staf biro kepegawaian Kemenkes yang akan mengantar kami sampai di Ambon, doi pun menyerahkan tiket ke gue. Setekah dapet tiket, gue gak langsung cek in, tapi gue manfaatin waktu untuk bercengkerama dengan istri dan anak gue. Syakirah hampir gak gue lepas selama di bandara, maklumlah, gue bakal ninggalin nih anak dalam waktu lama.


Gue dan my little angel Syakirah

Sekitar jam 6 lewat dikit, Tiara dan seluruh pengantar gue harus meninggalkan bandara, karena Tiara harus ke kampus untuk menghadiri diskusi pedo, dan melanjutkan perawatan. Sekarang dia sudah memasuki minggu terakhir stase pedodonsia (kedokteran gigi anak). Gue bisa maklumin karena stase pedo adalah salah satu stase tersulit dalam tahap pendidikan klinis kedokteran gigi. Maka gue pun memberi salam perpisahan untuk anak dan istri tercinta. Sebelumnya (saat dalam perjalanan ke bandara) gue udah membaca doa musafir kepada orang yang ditinggalkan:





###
Untuk penugasan di kota Tual, gue bareng junior di FKG, Dena 07. Namun sayang sekali, doi terlambat nyampe bandara, akhirnya gue pun cek ini duluan, bersama dr.Indri, bu Leni, dan 2 orang kemenkes lainnya yang gue gak tau namanya.

Karena Dena belum juga memunculkan batang hidungnya, gue jadi agak khawatir, maka setekah cek ini gue keluar lagi buat nungguin doi dan nantuin doi cek in biar cepet. Di luar gue ketemu Putu, Putri, dan Anis 07, teman seangkatan Dena yang pada nungguin dena buat nganter, tetapi oh tetapi sampe jam 7 pagi, doi ga nongol-nongol, dan tersiarlah kabar bahwa flight doi di switch ke besok jam 1 malem..hufft... akhirnya gue pun masuk lagi dan langsung menuju ke ruang tunggu.

Sekitar pukul 07.55 kami dipersilahkan naik ke pesawat. Di pesawat gue duduk bareng sesama dokter PTT dr.Indri dan drg.Tia. Pas kita udah duduk manis di pesawat, tiba-tiba muncullah sesosok makhluk wanita misterius yang familiar buat gue...yeah ternyata itu Dena, flight-nya ga jadi di cancel, so, kita kembali berangkat bareng deh.

Pesawat pun take off jam 8.15 WIB dan nyampe Ambon jam 14.00 WIT.

Next...
pengambilan bagasi, dan gue harus ngebantuin para cewe buat ngangkatin koper-koper mereka yang super guedeee dan supeeer over weight *nasib jadi cowo sendiri*

Di bandara Pattimura Ambon ini, gue kenalan dengan beberapa orang dokter lagi, yang sebenarnya tadi bareng di pesawat tapi belum saling tau. Jadi saat ini tim dokter PTT maluku yang ada adalah:
1. drg. Irul (Kota Tual)
2. drg. dena (kota Tual)
3. drg. Tia (Maluku Tenggara, akhirnya nanti dipindahin ke Maluku Tenggara Barat)
4. dr. Indri (Kota Tual)
5. dr. Winulang (Kep.Aru)
6. dr.Sella (Kep.Aru)

Gue dan semua tim dokter pun keluar bandara bersama bu Leni. Di luar kita dijemput oleh Pak Usman dari Dinkes Maluku. Selanjutnya kita ngangkat barang ke mobil ford ranger milik dinkes dan langsung cuss menuju Bapelkes. Gue naik ford ranger bareng ibu-ibu kemenkes dan Pak Usman, sementara 5 orang lainnya naik mobil kijang sewaan. Agak tega sih gue dibuang sendiri bareng ibu-ibu, tapi Alhamdulillah ada enaknya, gue gak perlu bayar sewa mobil, sementara mereka harus patungan bayar mobil, kikikiiik.

Jarak bandara ke bapelkes lumayan jauh kalo dihitung pake jalan darat yang mengitari teluk ambon, jadi untuk motong jalan, kita nyebrang pake feri.

Dan sampailah kita di Bapelkes. Disini kita disambut dengan snack pisang goreng dan kue lumpur ijoo. Hmm...lumayanlah buat ganjel ganjel. Abis itu kita langsung menuju kamar yang telah disediakan, untuk mandi dan istirahat.


Gue and Friends di Plang Bapelkes (Sorry yang lain gue sensor hihihi)

By the way cuacanya puanes banget, dan sialnya AC di kamar yang gue dan win (dr.Winulang) tempatin hanya mengeluarkan hembusan angin segar tanpa pendingin. Untungnya di kamar ini udah ada kipas angin gede (mungkin tau karena AC-nya gak berfungsi, jadi disediain kipas angin juga) + gue juga bawa kipas angin USB mini portable yang lumayan bisa membantu menurunkan suhu walau hanya cukup untuk satu orang.

sang penyejuk mini dikala panas

Malamnya...
Semua udah pada lapar, dan akhirnya diputuskan untuk nyari makan di luar, dan didapatlah nasi kuning khas maluku, yang berisi: Nasi kuning (yaiyalah masa nasi ungu), mie, orek teri tempe, ikan cakalang masak cabe, + telor rebus (Opsional). Harganya lumayan murah, untuk nasi kuning cakalang Rp.10.000,-, kalo tambah telor jadi Rp.12.000,-. Kita pun makan bareng, dan rasanya wiiih..enak cuy..Mantabh, mau coba?


Nasi Kuning Cakalang khas Maluku

Udah makan...saatnya istirahat, besok bakalan ada acara serah terima dokter ptt dari kemenkes ke pemda, di Kantor Gubernur nih.

See u tommorrow..

bersambung...`

Tidak ada komentar:

Posting Komentar