Sabtu, 30 Mei 2009

Sang Ahli Bijak

Ia…
Pada malam itu terjaga di sela riuh
Memandang hampa pada terang
Dengan waktu bertarung lelah
Pada sisi bayang melayang

Dialog semu kami bertutur…

Raih saja mereka di sayapmu
Hangatkan mereka dengan darahmu
Bawa mereka diatas pundakmu
Sejukkan mereka dengan kibasmu
Tapi hina tak kenal ampun
Atau menunggu suci dulu

Ia…
Dalam garis yang sama
Memahat ukiran-ukiran kasih sayang
Bersama tanya di pelupuknya
Merangkai untaian indah berseling
Bertanya dimana? dan bagaimana?
Tapi ditepis oleh penjaga
Dan kembali ia berrekursi
Pada titik yang sama

Dialog mendekat kami pekat…

Bijak terlihat angkat suara
Tak pura-pura pada kenyataan
Terulang…
Dialog ini…
Semu…
Senyap…
Cahaya setitik…
Bersama…
Sang ahli bijak…
Yang berbisik…

Jakarta, 30 Mei 2009
3.20




Sabtu, 23 Mei 2009

Masih Yasinan??? Tanya Kenapa...

***

Seorang teman kampus-ku yang berinisial MG, bertanya melalui SMS, berikut dialognya (ket: AIH=Amirul Ihlas Hiroshi):

MG:
Eh rul, gw mau konsul.. Emgnya klo baca yasin 41x doa/keinginan kita bs tkabul?

AIH:
Gak MG. Doa itu adl.ibdah,jd ta2 caranya hrs sesuai dgn tuntunan Rasulullah.dan Rasulullah tdk pernah mencontohkn sm sekali yg sep.itu. Selain itu,hadits2 tentang keutamaan surat yasin itu kbnyakan hadits dhaif&palsu.
Yg diajarkn o/Rasulullah adl.meminta scr lngsung kpd Allah,berdoa pd wktu2 doa mustajab,dan menjauhi sebab2 terhalangnya doa. Wktu2&sebab2 itu ada dlm bbrpa ayat &hadits.

MG:
Ada saran g rul yg bnr hrz gmana? Gw ada kinginan..

AIH:
Wktu2 yg mustajab antara lain:1/3 mlm terakhir, antara azan dan iqamah, ketika dizalimi, ketika sujud. Penghalang doa: syirik kpd Allah,maksiat,memakan/mnggunakan brg haram,dll. Inget moi, Allah mha pencemburu,&cembruny Allah pd hambanNYA adl.ktika kta brmaksiat. Mna mgkn kt meminta pd Allah dlm keadaan Allah cmburu pd kt. Jd srn gue:ikhlaskn niat krn Allah, jauhi syirik(trmsk primbon2 lo itu)&maksiat, shalat tahajjud dan brdoa deh lo,klo perlu lo nazar ajah. Oh ya,disunnahkan berdoa dgn memuji Allah dgn nama2Nya yg baik.simple aj..=). Pst lo pengen cpt2 nikah ya.he3..Doain gw jg MG,he2.

MG:
Wah amirul, lo cool bgt, hehe..
Enggak, ada ssuatu yg gw pngn bgt", hehe, doain ngabul y rul.. Bnyk yg harus gw benahin ni y brarti, huhu,,
td gw baca dbuku yaasin, ktnya keutamaan yaasin itu klo dbaca 41x ngabul doanya.. Kakek gw br mninggal kmrn sore rul,,

AIH:
Oh gt. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Trt brdka cita. Jdiin pljran MG,bkn gak mgkn bsk kt yg dpanggil. Ntar gw tulis notes ttg yasin2 itu..

MG:
Oke rul, hehe.. x)

###

Yup, begitulah petikan obrolan kami, dan untuk itu aku langsung membuka kembali artikel2 yang ada di laptopku untuk mencari artikel tentang keutamaan surat yasin, yang hadits-haditsnya mayoritas hadits dha'if(lemah) dan maudhu (palsu). Berikut ini artikelnya:

Derajat Hadits Fadhilah Surat Yasin
Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


MUQADDIMAH

Kebanyakan kaum muslimin membiasakan membaca surat Yasin, baik pada malam Jum'at (hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar, tambahan-peny), ketika mengawali atau menutup majlis ta'lim, ketika ada atau setelah kematian dan pada acara-acara lain yang mereka anggap penting.
Saking seringnya surat Yasin dijadikan bacaan di berbagai pertemuan dan kesempatan, sehingga mengesankan, Al-Qur'an itu hanyalah berisi surat Yasin saja. Dan kebanyakan orang membacanya memang karena tergiur oleh fadhilah atau keutamaan surat Yasin dari hadits-hadits yang banyak mereka dengar, atau menurut keterangan dari guru mereka.

Al-Qur'an yang di wahyukan Allah adalah terdiri dari 30 juz. Semua surat dari Al-Fatihah sampai An-Nas, jelas memiliki keutamaan yang setiap umat Islam wajib mengamalkannya. Oleh karena itu sangat dianjurkan agar umat Islam senantiasa membaca Al-Qur'an. Dan kalau sanggup hendaknya menghatamkan Al-Qur'an setiap pekan sekali, atau sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali atau khatam setiap bulan sekali. (Hadist Riwayat Bukhari, Muslim dan lainnya).

Sebelum melanjutkan pembahasan, yang perlu dicamkan dan diingat dari tulisan ini, adalah dengan membahas masalah ini bukan berarti penulis melarang atau mengharamkan membaca surat Yasin.

Sebagaimana surat-surat Al-Qur'an yang lain, surat Yasin juga harus kita baca. Akan tetapi di sini penulis hanya ingin menjelaskan kesalahan mereka yang menyandarkan tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Selain itu, untuk menegaskan bahwa tidak ada tauladan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Yasin setiap malam Jum'at, setiap memulai atau menutup majlis ilmu, ketika dan setelah kematian dan lain-lain.

Mudah-mudahan keterangan berikut ini tidak membuat patah semangat, tetapi malah memotivasi untuk membaca dan menghafalkan seluruh isi Al-Qur'an serta mengamalkannya.

KELEMAHAN HADITS-HADITS TENTANG FADHILAH SURAT YASIN
Kebanyakan umat Islam membaca surat Yasin karena -sebagaimana dikemukakan di atas- fadhilah dan ganjaran yang disediakan bagi orang yang membacanya. Tetapi, setelah penulis melakukan kajian dan penelitian tentang hadits-hadits yang menerangkan fadhilah surat Yasin, penulis dapati Semuanya Adalah Lemah.
Perlu ditegaskan di sini, jika telah tegak hujjah dan dalil maka kita tidak boleh berdusta atas nama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebab ancamannya adalah Neraka. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainnya).

HADITS DHA'IF DAN MAUDHU'
Adapun hadits-hadits yang semuanya dha'if (lemah) dan atau maudhu' (palsu) yang dijadikan dasar tentang fadhilah surat Yasin diantaranya adalah sebagai berikut :

1. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum'at maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya".
(Ibnul Jauzi, Al-Maudhu'at, 1/247).

Keterangan : Hadits ini Palsu.

Ibnul Jauzi mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya. Imam Daruquthni berkata : Muhammad bin Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits. (Periksa : Al-Maudhu'at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I'tidal III/549, Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua'ah hal. 268 No. 944).

2. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya".

Keterangan : Hadits ini Lemah.

Diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Mu'jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah, tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul hadits. Kata Ibnu Ma'in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa : Mizanul I'tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).

3. "Artinya : Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia mati maka ia mati syahid".

Keterangan : Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa : Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I'tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).

4. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan diluluskan semua hajatnya".

Keterangan : Hadits ini Lemah.

Ia diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja'. Atha' bin Abi Rabah, pembawa hadits ini tidak pernah bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar tahun 24H dan wafat tahun 114H.
(Periksa : Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I'tidal III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22).

5. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an dua kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).

Keterangan : Hadits ini Palsu.

(Lihat Dha'if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani).

6. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an sepuluh kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).

Keterangan : Hadits ini Palsu.

(Lihat Dha'if Jami'ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani).

7. "Artinya : Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur'an itu ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur'an sepuluh kali".

Keterangan : Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya. (Periksa : Silsilah Hadits Dha'if No. 169, hal. 202-203) Imam Waqi' berkata : Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa'i : Muqatil bin Sulaiman sering dusta.
(Periksa : Mizanul I'tidal IV:173).

8. "Artinya : Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya) urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi".

Keterangan : Hadits ini Lemah.

Hadits ini diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini terdapat Syahr bin Hausyab. Kata Ibnu Hajar : Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru. (Periksa : Taqrib I:355, Mizanul I'tidal II:283).

9. "Artinya : Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu".

Keterangan : Hadits ini Lemah.

Diantara yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib (goncang sanadnya/tidak jelas).

10. "Artinya : Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya (maksudnya sedang naza') melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya".

Keterangan : Hadits ini Palsu.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al Jazari. Imam Ahmad dan Nasa'i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul hadits. Kata Abu 'Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa : Mizanul I'tidal IV : 90-91).
Penjelasan
Abdullah bin Mubarak berkata : Aku berat sangka bahwa orang-orang zindiq (yang pura-pura Islam) itulah yang telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits tentang fadhilah surat-surat tertentu). Dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata : Semua hadits yang mengatakan, barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU. Sesungguhnya orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur'an) dan menjauhkan mereka dari isi Al-Qur'an yang lain, juga kitab-kitab selain Al-Qur'an. (Periksa : Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha'if, hal. 113-115).

KHATIMAH
Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits tentang fadhilah dan keutamaan surat Yasin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk menyatakan keutamaan surat ini dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca surat ini. Memang ada hadits-hadits shahih tentang keutamaan surat Al-Qur'an selain surat Yasin, tetapi tidak menyebut soal pahala.

###

Cat:
Untuk yang membaca yasin 41x itu,,,saya tidak menemukan penjelasannya...yang jelas, untuk menetapkan suatu amalan, harus ada dalil syar'i dari Al-Qur'an ataupun Sunnah. Karena ada 2 syarat diterimanya amal ibadah seseorang, yakni ikhlas dan ittiba' (mengikuti petunjuk Rasulullah)

Wallahu A'lam.

Jumat, 22 Mei 2009

Kisah penjual melon, ibu2,&pengamen cilik.

***
22 mei 2009

Ba'da shalat jumat di mesjid At-Tauhid Arif Rahman Hakim UI, aku kembali ke kampus untuk menjadi tentor responsi junior2ku angkatan 2007, yang akan menghadapi ujian blok 8/ pedodonsia. Alhamdulillah msh ada ilmu2 yg tersisa utk dishare kpd junior. Smw berkat mind map yg kubuat pd wkt brada di blok itu. Smw mind map ku sjk blok 7 smpai skrg, msh trsimpan rapi di dalam album.

Hmm..oke,sbnarnya bkn itu yg ingin kuceritakn skrg (cuma basa basi aj tuh,he2). Sngkat crita, stlh responsi, aku pun kmbali ke t4 kosku,dan lngsung siap2 u/perjlnan jauh. Kemana? Tepatny di kota hujan, Bogor. Aku brangkat dr stasiun cikini sktar pkul 15.30. Yeah..jam segini naik kereta ekonomi ke arah bogor sbenarnya adl.tindakan bunuh diri. Why?tntu saja krn penumpang yg membludak. Tp gapapalah,pikirku, demi brtemu dgn kakakku.

Perkiraanku benar, pnumpang kereta membanjir, membuat hmpir tak ada ruangan u/bergerak. Naik kreta ekonomi hrs bnyak2 istighfar, jka tdk, psti akan terus menggerutu dlm hati krn keadaannya. Mlai dr org2 yg trus mendesak dan memaksa u/ msk wlwpn gerbong sdh penuh sesak seperti pepesan ikan,dtmbh lg pdagang asongan,pengamen,pengemis,dll yg tetap sj beraktivitas wlwpn keadaan di dlm gerbong tdk kondusif. Naah, ada sbuah crita menarik di dlm gerbong yg kunaiki. Saat itu ada seorg pengamen cilik, yg sbenarnya tdk co2k dsbut pngamen,krn ia cuma menggantung tape kecil yg telah disetelkan lagu ST12 di lehernya,kmudian brkeliling smbl membwa kantong u/mnta uang. Disaat yg sama ada pnjual buah melon. Seorg ibu nampaknya tertarik membeli melon. Mereka pun mlakukan transaksi. Namun trjadi hal yg ckup kocak, stelah si penjual melon mmbrikan melon kpd si ibu, si ibu meminta kembalian, tapi si penjual mngatakan bhwa si ibu blm membayar. "loh, tdi duit yg sy kasi mana?" kta ibu itu. "Waah, belom tuh bu, td yg sy liat, ibu ngasi duitnya ke pengamen.."

Gubrak..krn suasana kreta yg ckup padat, saat ibu itu menyodorkan uang ke pnjual melon, diantara mereka lewatlah pengamen cilik td. Dan trjadilah miskomunikasi diantara mereka. Pengamen mengira duit itu untknya,shingga lngsung sj disosor. Dan ibu itu, entah tdk sadar, atw mengira pengamen itu adalah crew dr penjual melon..ckckck..masya Allah..ibukota memang gila.



Rabu, 20 Mei 2009

Benarkah Perpecahan Adalah Rahmat?

***
Perselisihan dan kontradiksi pendapat yang mewarnai umat ini, seakan sudah menjadi perkara yang dianggap lumrah. Slogan-slogan dari sebagian orang yang mengatakan : “Perselisihan itu adalah rahmat, jadi diantara kita harus memiliki rasa toleransi”, atau “Kita saling tolong-menolong pada hal-hal yang kita sepakati dan kita bertoleransi pada hal-hal yang kita perselisihkan” pun turut menghiasi, seakan menyetujui perselisihan yang kian larut ini.

Sekilas slogan-slogan tersebut memberi kesejukan dan ketenangan jiwa manusia. Dengan dalih "... walaupun berselisih atau berbeda pemahaman, yang penting ukhuwah (persaudaraan) tetap terjalin." Walhasil ketika bermuamalah, mereka berusaha untuk tidak menyentuh perkara yang diperselisihkan demi menjaga keutuhan ukhuwah. Sekalipun perkara tersebut adalah sesuatu yang prinsip (jelas) hukumnya dalam agama. Sehingga amar ma’ruf nahi munkar sulit dijalankan, karena adanya rambu-rambu toleransi ala mereka.

Mereka tak sadar –bahwa dengan sikap seperti itu- justru melanggengkan perselisihan yang tajam pada umat ini.
Bila kita melihat realita yang ada, tidak sedikit dari kalangan muslimin yang terperosok jauh akibat perselisihan tersebut. Mereka tidak bisa menerima dan menjalani konsekwensi dari slogan-slogan di atas tadi (“perselisihan adalah rahmat” dan lain-lain). Perselisihan pun menjadi kian meruncing nan tajam.

Bahkan diantara mereka terjatuh dalam pertikaian, permusuhan, bersitegang urat sampai pada bentrokan fisik. Karena masing-masing pihak merasa bangga dan ingin memenangkan pendapat yang dipeganginya.

Mereka yang berpendapat bahwa perselisihan adalah rahmat, berpegang pada hadits:

إختلاف أمتي رحمة
Perselisihan di antara umatku adalah rahmat


Nah…sebenarnya bagaimana kedudukan/derajat hadits ini?


Asy Syeikh Al Muhadits Nashiruddin Al Albani rohimahullah dalam Silsilah Ahadits Adh Dho’ifah mengenai “hadits” ini, beliau berkata : “Hadits ini tidak ada asalnya”. Para muhadits sudah berupaya keras untuk mendapatkan sanad hadits ini tetapi mereka tidak mendapatkannya. Sampai beliau (Al Albani) berkata : “Al Munawi menukil dari As Subki bahwa dia berkata : “Hadits ini tidak dikenal oleh para muhadits, dan saya belum mendapatkannya baik dalam sanad yang shohih, dho’if, atau maudlu’. Syaikh Zakariya Al Anshori menyetujuinya dalam ta’liq atas Tafsir Al Baidlawi 2/92 Qaaf (masih dalam manuskrif).

Makna hadits ini pun diingkari oleh para ulama peneliti hadits. Al ‘Allamah Ibnu Hazm berkata dalam kitabnya Al Ihkam fi Ushulil Ahkam Juz 5/hal 64 setelah beliau mengisyaratkan bahwasanya “ucapan” itu bukan hadits : “Ini adalah ucapan rusak yang paling rusak. Karena jika perselisihan itu rahmat, tentu kesepakatan itu sesuatu yang dibenci dan tidak ada seorang muslim pun yang mengatakan demikian. Yang ada hanya kesepakatan atau perselisihan, rahmat atau dibenci. Di kesempatan lain beliau mengatakan : “batil dan dusta”. (Silsilah Ahadits Adh Dho’ifah juz 1, hadits no 57 hal 141)

Dalam kitab Zajrul Mutahawin bi Adz Dzoror Qo’idatil Ma’dzaroh wa Ta’awun hal 32, yang ditulis oleh Hamad bin Ibrohim Al Utsman dan kitab ini telah dimuroja’ah (diteliti ulang) oleh Asy Syeikh Al Allamah Sholeh bin Fauzan Al Fauzan. Disebutkan bahwa : “Hadits ini lemah secara sanad dan matan. Tidak diriwayatkan di dalam kitab-kitab hadits dengan lafadz ini.
Adapun yang masyhur adalah hadits “Perselisihan para shahabatku adalah rahmat”. Dan sebagian dari ulama ahli ushul menyebutkan hadits tersebut sebagaimana yang dilakukan Ibnul Hajib di dalam Mukhtashornya tentang ushul fiqih.

Berkata Abu Muhammad ibnu Hazm : “Adapun hadits yang telah disebutkan “Perselisihan umatku adalah rahmat” adalah kebatilan dan kedustaan yang bermuara dari orang yang fasik.” (Al Ahkam fi Ushulil Ahkam 5/61)
Al Qoshimy mengomentari (sanad dan matan) hadits ini, dalam kitab Mahasinut Ta’wil 4/928 : “Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa hadits ini tidak dikenal keshohihan sanadnya. At Thobrony dan Al Baihaqy meriwayatkannya di dalam kitab Al Madkhol dengan sanad yang lemah dari Ibnu ‘Abbas secara marfu’.

Adapun ‘ilat (kelemahan) hadits ini adalah :
1. Adanya perawi yang bernama Sulaiman bin Abi Karimah, Abu Hatim Ar Rozy melemahkannya.
2. Perawi yang bernama Juwaibir, dia seorang Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya) sebagaimana yang dinyatakan Nasa’i, Daruquthny. Dia meriwayatkan dari Adh Dhohhak perkara-perkara yang palsu termasuk “hadits” ini.
3. Terputusnya (jalur riwayat) antara Adh Dhohhak dan Ibnu ‘Abbas.

Selain dha’if secara sanad. Hadits ini juga dha’if secara matan. Karena menyelisihi nash-nash, diantaranya:

“…tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabb-mu… “(Huud: 118-119)

“Persatuan (jama’ah) adalah rahmat dan perpecahan (furqah) adalah adzab.” (HR. Ahmad. Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam ash-Shahihah, hadits no. 667)

Kesimpulan

Saudaraku…Tidak mungkin bagi umat Islam terpecah satu sama lainnya dan saling membanggakan apa yang ada pada mereka, kecuali jika pada mereka ada sesuatu yang bukan dari al-Qur'an dan sunnah, yaitu kebid’ahan-kebid’ahan dan “ide-ide” baru yang ditambah-tambahkan ke dalam Islam.

Rasulullah berlepas diri dari mereka yang sengaja memecah-belah agama mereka dan mengajarkan ajaran-ajaran baru yang diatasnamakan Islam, sehingga jadilah Islam ini berwarna-warni; ada Islam merah, Islam kuning, Islam biru dan lain-lain. Dan Allah memisahkan Rasulullah dari mereka dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung-jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (al-An’aam: 159)

Ummu Salamah radiallahu ‘anha setelah membaca ayat ini—berkata: “Ketahuilah bahwa nabi kalian berlepas diri dari mereka yang memecah-belah agamanya menjadi berbagai macam aliran”. (Lihat al-I’tisham, Imam Syatibi, 1/80)

Dengan ini, maka seluruh kaum muslimin harus berada dalam satu jama’ah, jangan berpecah-belah dan jangan memisahkan diri dengan pendapat-pendapat baru yang nyleneh (baca: bid’ah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Wajib atas kalian untuk tetap bersama jama’ah. Sesungguhnya setan bersama orang yang satu. Adapun dari orang yang berdua dia lebih jauh. Barang siapa yang menginginkan tengah-tengahnya surga, maka hendaklah dia bersama jamaa’ah.” (HR. Tirmidzi dan ia berkata: “Hadits hasan shahih gharib. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Jami’ at-Tirmidzi, no. hadits 2165)

Khatimah

Setelah mengetahui kedudukan hadits yang menyatakan bahwa perselisihan adalah rahmat. Maka hendaklah kita merapatkan barisan dan bersatu di atas jalan Allah.

"Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu jadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. Dan kalian telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kalian daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat petunjuk." (Ali Imran: 103)

Ayat ini memerintahkan seluruh kaum muslimin untuk bersatu di atas jalan Allah dan melarang kita untuk berpecah-belah. Disebutkan dalam ayat ini, bahwa persatuan yang diperintahkan adalah persatuan di atas kitab dan sunnah atau di atas tali Allah. Barang siapa yang melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dialah yang memisahkan diri dari jama’ah kaum muslimin dan berarti dialah yang menyebabkan terjadinya perpecahan.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiallahu 'anhu bahwa dia berkata:
Rasulullah pernah menggariskan satu garis (di tanah) dengan tangan beliau seraya berkata: “Ini jalan Allah yang lurus”. Kemudian beliau menggariskan garis-garis di kanan dan kiri garis tadi dan berkata: “Ini jalan-jalan lain, tidak ada satu jalan pun di sana, kecuali ada setan yang mengajak kepadanya”. Kemudian beliau membaca ayat: wa anna hadza shirathii mustaqiiman fattabi’iuhu… (HR. Imam Ahmad, Nasa’i, Darimi, Ibnu Abi Hatim dan Hakim dan beliau menshahihkannya)

Adapun yang dimaksud adalah ayat Allah dalam surat al-An’aam: 153:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa.” (al-An’aam: 153)

Ayat ini pun mengajak umat Islam kepada persatuan dan melarang perpecahan, bersatu di jalan Allah dan jangan berpecah-belah dengan mengikuti jalan-jalan lainnya. Jalan Allah tersebut bukanlah satu organisasi, partai, kelompok atau firqah-firqah tertentu. Melainkan jalan yang Allah gariskan melalui lisan Rasul-Nya.


Referensi:

Al-Qur’anul Karim

Bagaimana kedudukan hadits 'Perselisihan umatku adalah rahmat. Al Ustadz Abu Abdurahman Abdul Aziz. http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=113

Mempererat Persatuan, Menjauhi Perpecahan. Al Ustadz Muhammad Umar As-Sewed. http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=1074

Silsilah hadits dha’if dan maudhu. Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani


Apakah Anda Orang Asing Itu?

Aku diminta menulis artikel tentang kebangkitan syiar islam, untuk buletin rohis (BPI) yang aku ketuai (Nama buletinnya Dentist=Dental Islamic Journalistic). Sebenarnya aku agak bingung menulis artikel tentang tema ini, namun akhirnya akupun menulisnya, dengan sudut pandang yang berbeda, berikut artikel yang kutulis itu:

Apakah Anda Orang Asing Itu?
Oleh: Abu Hanifah Al-Kindary

Kajian Singkat Perkembangan Syiar Islam (dari awal turunnya hingga akhir zaman)

Berbicara tentang syiar islam, kebanyakan orang pasti akan langsung berpikir tentang da’i, ustadz, kiai, atau yang sejenisnya. Tentu pemahaman seperti harus dikoreksi, karena harus diketahui, bahwa pada hakekatnya, setiap muslim adalah seorang da’i, yang berkewajiban menyebarkan syiar islam semaksimal kemampuannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“agama adalah nasehat…” (HR.Muslim)

“Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.”
(HR.Muslim)

Perhatikan kedua hadits ini, telah dijelaskan dengan sangat gamblang bahwa menasehati/ berdakwah adalah bagian dari agama, dan orang yang hanya mampu menolak kemunkaran dengan hatinya, dicap sebagai orang yang paling lemah imannya.

Oleh karena itu, permasalahan syiar islam perlu dipahami oleh setiap muslim. Nah…tulisan ini akan berfokus pada perkembangan syiar islam secara umum, mulai dari pertama kali diturunkan, sampai ke akhir zaman nanti, fitnah-fitnah akhir zaman, serta solusi menghadapinya, tentunya dengan singkat (karena keterbatasan tempat)
Perkembangan syiar islam serta keadaan umat islam sebenarnya telah diramalkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam banyak hadits, antara lain:

"Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, mereka berlindung diantara dua masjid sebagaimana ular berlindung dalam lubangnya" (HR.Muslim) "Keuntungan besar bagi orang-orang yang asing. Yaitu orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yang berperangai buruk, orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada orang yang menta'atinya." (HR.Ahmad)

Yah…asing…sekarang anda pasti sudah tahu apa maksud dari judul artikel ini.
Dalah hadits tersebut dijelaskan bahwa islam turun dalam keadaan asing. Jika kita membaca sejarah dakwah Rasulullah, kita tentu mengetahui bagaimana Rasulullah pertama kali berdakwah, yakni dengan sembunyi-sembunyi, dan orang-orang yang mengetahui dakwah Rasulullah menganggap bahwa Rasulullah adalah orang gila, karena membawa ajaran baru yang bertolak belakang dengan kebiasaan nenek moyang mereka.

Percaya atau tidak (harus percaya dong, kan kata Rasulullah), keadaan seperti itu akan terjadi lagi di akhir zaman. Orang-orang yang mendakwahkan kebenaran akan dianggap orang asing. Dan percaya atau tidak (lagi), keadaan seperti ini sudah mulai terasa, terutama bagi orang-orang yang bergelut di dunia dakwah (gak percaya? Silahkan tanya anak BPI). Di tengah gejolak globalisasi dan modernisasi, manusia seakan-akan tidak peduli lagi dengan agamanya, dan lebih mementingkan urusan dunianya. Persoalan agama seolah hanya menjadi agenda sampingan. Naudzubillah…

Sekarang tanya diri anda, apakah kita termasuk orang-orang asing yang telah disebutkan oleh Rasululah itu, atau malah sebaliknya. Jika anda merasa terasing dengan kesibukan anda belajar agama dan mendakwahkan ilmu tersebut, maka saya ucapkan congratulation, karena anda adalah orang yang beruntung.

Disini ada satu hal yang perlu menjadi catatan, yakni jumlah yang banyak (mayoritas), tidak menjamin kebenaran atau keselamatan. Karena justru yang selamat adalah golongan yang sedikit. Bahkan jika kita mengikuti kebanyakan orang, maka akan semakin mungkin kita terjerumus dalam kesesatan.

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS.Al-An’aam:116) Maka hendaklah kita semua berhati-hati terhadap fitnah perkembangan zaman. Di satu sisi, perkembangan zaman mendatangkan banyak sekali sisi positif, seperti perkembangan IPTEK, dll, namun di sisi lain, semakin berkembang zaman ini, maka semakin dekat pula dengan akhir dunia. Dan Rasulullah telah mengingatkan dalam sebuah hadits:

"Bersabarlah engkau sekalian, sebab sesungguhnya tidaklah datang suatu zaman melainkan apa yang sesudahnya itu tentu lebih buruk daripada zaman itu sendiri, demikian itu sehingga engkau sekalian menemui Tuhanmu” (HR.Bukhari) Sadarkah kita bahwa kita sekarang telah berada di zaman yang sangat jauh rentan waktunya dengan zaman Rasulullah, dan kita bisa melihat bagaimana keadaan ummat di zaman ini. Maka apakah yang akan terjadi pada zaman anak cucu kita? Tentu lebih buruk dibanding zaman ini.

SOLUSI
Membaca penjelasan diatas, mungkin anda bertanya-tanya, apakah sudah tidak ada orang baik dan berilmu yang mendakwahkan kebenaran? Jawabannya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berikut:

"Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka sehingga datang keputusan Allah." (HR. Muslim)

Rasulullah telah menjanjikan bahwa akan selalu ada orang-orang yang menyeru pada kebaikan. Namun perlu diingat, bahwa jumlah orang-orang tersebut semakin lama akan semakin berkurang dan nantinya akan benar-benar habis (ilmu akan dicabut), dan itulah tanda-tanda kiamat.

“Hari kiamat semakin mendekat, ilmu akan dicabut, fitnah akan banyak muncul, sifat kikir akan merajalela dan banyak terjadi haraj. Para sahabat bertanya: Apakah haraj itu? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Yaitu pembunuhan” (HR.Muslim) Lantas, bagaimana solusi untuk menghadapi fitnah zaman yang semakin dahsyat? Jawabannya, mari kita flash back pekembangan dakwah islam mulai dari awal turun sampai mencapai puncaknya. Ternyata, masa keemasan dakwah islam berada pada tiga generasi, sebagaimana Rasululah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sebaik-baik generasi adalah generasiku (sahabat), kemudian yang setelahnya (tabi’in), kemudian yang setelahnya (tabi’ut tabi’in)” (HR.Muslim) Dan secara umum, Rasulullah telah bersbda:

“Telah kutinggalkan kepada kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat jika berpegang teguh pada keduanya, yakni Kitabullah dan Sunnahku” (HR.Malik dan Hakim) Maka solusinya adalah berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman generasi terbaik ummat islam, yakni para sahabat, tabi’in (murid para sahabat), dan tabi’ut tabi’in (murid para tabi’in). Rasulullah telah menyebutkan secara gamblang tentang wajibnya berpegang teguh pada sunnahnya dan sunnah para sahabat:

“…barangsiapa yang hidup lama diantara kalian, niscaya ia akan melihat banyak perselisihan, maka berpegangteguhlah kalian dengan sunnah-ku dan sunnah para khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk…” (HR.Tirmidzi, Nasa’I, Abu Dawud, dll)
Dan para sahabat serta orang-orang yang mengikut mereka, juga telah mendapat pujian dan keutamaan langsung dari Allah subhana wa ta’ala:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS.At-Taubah:100) Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menyatakan keutamaan-keutamaan para sahabat, dan wajibnya kita mengikuti jalan mereka.

Maka siapakah orang-orang yang asing itu? Tak lain dan tak bukan adalah orang-orang yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahamannya para sahabat. Apakah anda termasuk didalamnya?

Referensi:
Al-Qur’anul Karim
Shahih Bukhari

Shahih Muslim

Arbain An-Nawawi
. Imam An-Nawawi
Al-Firqotun Naajiyah. Syekh Muhammad Jamil Zainu

Jumat, 08 Mei 2009

Kontras

***
Cerita singkat
Ahad, 8 Jumadi Awal 1430/3 Mei 2009

Aku, adi, dan addys berencana belajar bersama untuk menghadapi ujian hari selasa (5 Mei 2009). Addys pun mengajak belajar di salah satu restoran cepat saji di bilangan Jl.MH Thamrin, tentu saja dia yang mentraktir.

Kami pun berangkat dari tempat kos-ku. Aku dibonceng adi dengan Honda Supra Fit-nya, dan Addys membawa motor Yamaha Crypton-nya tanpa membonceng siapa-siapa. Sesampainya di tempat parkir restoran itu, kami cukup tercengang dengan pemandangan yang kami lihat. Adi yang pertama kali menunjukkannya padaku dan Addys. Dia menunjukkanku sebuah sepeda motor kawasaki ninja yang katanya harganya sekitar Rp.60 juta. Lantas apa yang membuat kami tercengang? Bukan sekedar kawasaki ninja, namun apa yang berada di samping sepeda motor itu. Yaah...pemandangan yang kontras dan memilukan. Seorang ibu yang berusia sekitar 35-40 tahun tidur di samping motor itu dengan hanya beralaskan kardus bekas. Apakah dia tidak punya rumah? kami juga tak tahu. Siapkah dia? Yang jelas dia bukan pemilik sepeda motor itu. Adi langsung mengingatkanku tentang foto jurnalistik, aku pun mengambil handphone dan memotretnya, walaupun kualitasnya kurang begitu bagus...

Foto yang kuambil pada saat pertama kali tiba (Pukul 22.40)


Foto yang kuambil pada saat kami akan pulang, terlihat ibu ini telah memakai penutup badan (sejenis sarung). Mungkin karena udara yang semakin dingin, maklum, waktu telah menunjukkan pukul 00.19


Hmm...saat itu aku tak bisa berbuat apa-apa kecuali berdoa, semoga Allah memberi kelapangan bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan, dan bagi yang belum mendapat kelapangan tersebut, semoga diberi kesabaran. Dan semoga ulil amri kita selalu diberi kebaikan oleh Allah, agar lebih peka dan memperhatikan kaum-kaum fakir dan miskin (kalo kata Addys:kaum yang termarginalkan).

Apa cuma itu yang bisa kita lakukan? tentu tidak...banyak hal konkret yang bisa kita lakukan, cukup sederhana. Yaah, tidak lain adalah menyisihkan harta kita untuk mereka. Itulah tabungan yang balasannya berlipat ganda dan penghapus dosa.

"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian" (QS.Adz-Zariyat:51:19)

"...sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta..." (QS.Al-Baqarah:2:177)

"dan shadaqoh itu dapat menghapuskan dosa sebagimana air dapat memadamkan api" (HR.Tirmidzi)

Abu Hurairah رضي الله عنه mengatakan bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda, "Tidak satu hari pun seorang hamba memasuki pagi harinya melainkan dua malaikat turun. Lalu, salah satu dari keduanya berdoa, 'Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menginfakkan (hartanya).' Malaikat yang lain lagi berdoa, 'Ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang yang menahan (infak)." (HR.Bukhari, Kitab Zakat, Bab 28, Hadits No.718)

Hal itu jauh lebih mulia dibanding kita hanya berbicara lantang dan memaki-maki ulil amri kita karena tak memperdulikan rakyat kecil. Tindakan konkret yang sederhana. Silahkan hitung pengeluaran kita setiap harinya...Apakah tidak ada yang bisa kita sisihkan untuk mereka???

Malam itu aku mendapat pelajaran yang luar biasa. Aku disadarkan oleh kenyataan yang kutemui tepat didepan mataku. Jadi teringat sudah berapa banyak uang yang kukeluarkan untuk hal yang sia-sia, dan bandingkan dengan yang sudah kita sedekahkan. Sungguh malu diri ini kepada Allah.

So, kita-kita yang masih sering menggunakan uang untuk hal yang tidak begitu penting. Lihatlah sekeliling kita, masih adakah orang-orang yang sejenis dengan ibu tadi? Apakah kita hanya akan membiarkannya?

Maka renungkanlah...