Senin, 02 Juni 2014

PTT Notes 008: Menanti Sebuah Jawaban

Catatan tanggal 14-16 Mei 2014

Rabu, 14 Mei 2014
Hari kedua di Kota Tual. Gue dan yang lainnya berharap hari ini bisa ketemu bu Kadis dan dapat SK penempatan supaya bisa ngaktifin rekening BRI dan ngurus gaji biar gajinya bisa diterima tepat waktu bulan depan. Hmm...tapi sayang kenyataannya tidak demikian, bu Kadis-nya masih di Ambon dan rencana pulang sore ini atau besok pagi. Batas pengurusan gaji pusat tuh tanggal 15, kalo lewat dari tanggal itu ya bakal telat, dan sekarang udah tanggal 14, plus besok adalah hari libur. Jadi..lo tau kan artinya? Gaji kami bakal telat. Okay..makasih lho. Gapapalah..semi-semi gabut ini :p.

Jadinya hari ini gue cuma ke optik buat ganti kacamata gue yang rusak. Sementara Indri dan Dena sore-sore ke pasar bareng Ilyas buat beli barang-barang buat di kosan. Gue sendiri memilih di rumah Ilyas aja buat nulis blog.

Rencana besok adalah ke Pantai dan pastinya ketemu bu Kadis untuk menanti kepastian penempatan kami. Kalo masalah gaji kami udah pasrah..

Stop Press
Tim MTB dan Kep.Aru hari ini sudah diberangkatkan dari Ambon menuju kabupaten masing-masing. Good luck brosis!!!

Kamis, 15 Mei 2014
Pagi ini di rumah Ilyas gue disuguhin pisang goreng dan sambal. Sementara belum ada kepastian kapan dan dimana kita bakal ketemu bu Kadis hari ini. Gue pun nanya ke Pak Usman lewat SMS, dan doi bilang kalo hari ini jadi tapi waktu dan tempatnya belum pasti. Okay..we have to wait.

Karena ketidakpastian ini, jadinya rencana ke pantai hari ini dibatalkan.

Sambil menanti kepastian, sekitar jam 10 pagi gue dan Ilyas pergi ke tengah kota buat nyari sinyal HP yang lebih bagus, soalnya di rumahnya sinyal HP agak ngadat. Ilyas katanya pengen downloan aplikasi di google play, sementara gue pengen update blog yang sedari kemaren gak berhasil-berhasil et causa sinyal buruk. Abis internetan, kami jalan-jalan ke kecamatan Dullah Utara, di sana kami ngelewatin kawasan minapolitan dari perusahaan ikan terbesar di kota Tual, dan pastinya ngelewatin tepi-tepi pantai yang pemandangannya Subhanallah indah-nya. Jalan yang kami lewati ini adalah jalan menuju pantai Difur, namun kami tidak sampai ke sana, karena kami berencana kesana bareng Dena dan Indri juga. Di sepanjang pinggir pantai yang kami lewati banyak terdapat pekuburan, entah kenapa orang-orang sini memilih tempat pemakaman di pinggir laut dan tepi jalan seperti ini.

Sekitar jam 12 siang, kami kembali ke rumah Ilyas. Hari ini bapaknya si Ilyas bakalan datang dari Jakarta sekitar jam 2 siang nanti. Ilyas pun ke Bandara buat ngejemput, sementara gue di rumah nyetrika baju dan tiduran.

Sekitar jam 3 Ilyas dan bapaknya datang, dan kami pun makan siang bareng dilanjutin ngobrol-ngobrol. Di tengah obrolan kami pak Usman ngirim sms kalo malam ini jam setengah 8 kami diminta ke rumah walikota untuk ketemu pak walikota dan bu kadis. Gue pun langsung ngelanjutin info ini ke Ilyas, Dena, dan Indri. Sekitar jam setengah 5, gue dan Ilyas jalan ngejemput Dena dan Indri buat ke Gota Swalayan, karena mereka masih mo belanja.


Gota Swalayan, the biggest and the only supermarket in Tual City


Kelakuan dokter PTT di Gota, wajah pelaku dr.Indri disamarkan karena alasan privasi dan nama baik

Dari Gota kami semua kembali ke rumah Ilyas, makan malam, dan berangkat ke rumah walikota pada jam setengah 8 malam dengan ngejemput pak Usman di hotel Dragon terlebih dahulu. Janjian malam ini ditunda jadi jam 8.

Flash back sedikit..
Saat sampe ke rumah Ilyas dari Gota, si Indri melakukan tindakan aneh bin nyeleneh lagi, apakah itu? Doi nyuruh gue dan Dena buat nyiumin sepatunya, katanya: "wangi nih..ayo cium" sambil nyodorin sepatunya ke hidung gue. Errrgh ogah dah!!! Tapi dari tingkah lakunya yang mulai kembali aneh, kayaknya keceriaannya mulai kembali seperti semula dan udah mulai bisa deal sama masalah yang lagi doi hadapi.

Sementara si Dena sepertinya batuknya udah mulai baikan, setelah minum antibiotik. Alhamdulillah yaa..gue senang dan bersyukur mereka berdua udah kembali "waras" (waras dalam bahasa jawa bermakna "sehat").

Di rumah Walikota Tual
Yang kami bayangkan sebelum ke rumah pak Wali adalah kami disambut dan disuguhkan berbagai macam makanan dan minuman yang enak-enak..hihiy..sampe-sampe pak Usman rela untuk tidak makan malam sebelum ke rumah pak wali karena berharap disana disuguhin makanan. Bagaimanakah kenyataannya??

Lanjut..

Ternyata tamu pak walikota malam ini bukan cuma dokter PTT, pak Usman, dan bu Kadis, tetapi ada juga tim visitasi dari Kemenkes yang datang ke Kota Tual untuk meninjau RSUD Kota Tual yang baru didirikan. Dan nampaknya yang menjadi prioritas pak Wali adalah tamu dari Kemenkes itu (yaeyalah emang kita siapee?), jadinya kami harus menunggu sampai pembicaraan panjang khas birokrat mereka selesai.

Setelah pembicaraan dengan Tim Kemenkes selesai, dan tim kemenkes pulang, barulah kami maju untuk berbincang-bincang dengan pak wali dan bu Kadis. Pada kesempatan ini bu Kadis pun mengumumkan kepastian lokasi penugasan kami. Seperti yang udah diperkirakan, gue dan Ilyas dapat di Pulau Kur, sementara Indri dan Dena di Pulau Tayando. Dan diberitahu juga kalo insentif daerah untuk kedua pulau itu sudah dinaikkan. Yeeey Alhamdulillah. Waktu denger pengumuman penempatan kami, si Indri udah pengen jejeritan kayak anak kecil, tapi untungnya gue tahan..yaeyalah..ntar malu-maluin depan walikota, hihi. Yaa entah kenapa Indri dan Dena mungkin masih belom siap ditempatin di Pulau yang agak terisolasi dan jauh dari Kota, tapi ya mo gimana lagi..namanya juga PTT, mau ga mau harus mau, karena kita sudah memilih jalan ini.


Peta Lokasi Penempatan Kami

Setelah bincang-bincang malam ini, kamipun pergi meninggalkan rumah pak Wali.

Hmm..sebentar..sebentar..kayaknya ada yang kurang deh, apa tuh?? Haha yup..suguhan makannya mana?

Good question

Dan jawabannya adalah: di rumah pak wali kami gak dikasi apa-apa, aqua gelas pun enggak...wkwkwkw..poor pak Usman.

Gue dan yang lainnya sih biasa aja yaa, soalnya udah makan malam. Yang kasian pak Usman doang, hihi..sabar ya pak, itung-itung diet.

Sepanjang jalan pulang dari rumah pak wali, si Indri dan Dena pun melampiaskan jejeritan dan nangis-nangis boongannya yang tadi sempat tertahan. Yeaaah..tapi jeritan tinggallah jeritan..sekarang tinggal menghitung waktu sampai hari keberangkatan di lokasi penugasan. Semangaaaatttt!!!!

Jum'at, 16 Mei 2014
Waktu bangun pagi gue ragu gue masih ada di kota Tual apa udah pindah ke kutub utara, soalnya dingin beneer. Gue jadinya harus matiin kipas angin yang terus menampar-nampar badan gue dengan sengatan hawa dingin yang membekukan raga (halaaah).

Pagi ini kami berempat harus ke Dinkes buat ngambil SK. Di kantor Dinkes, setelah menunggu beberapa saat dan mendapat sedikit pengarahan yang "tidak jelas" dari pak sekretaris dinkes (gak jelas karena volume suaranya mendekati gelombang suara infrasonik), akhirnya SK kami pun dibagikan. Setelah SK dibagi kami langsung cus ke BRI buat aktifin rekening. Abis dari BRI kami kembali ke rumah Ilyas. Waktu nyampe rumah Ilyas si Indri kembali sedeng maksa kita nyiumin sepatunya lagi yang katanya wangi itu. Ampun dah ni makhluk. Sebenarnya gue sih mau aja nyium sepatunya asalkan doi mau gantian nyium sepatu gue juga, wahahaha (mau gak ndri??)

Di rumah Ilyas kita makan siang bareng, trus gue dan Ilyas shalat jum'at. Sementara Dena dan Indri istirahat.

Sorenya gue nemenin Indri dan Dena belanja di pasar, si Ilyas cuma ngedrop karena ada urusan lain. Gue sebenarnya gak cuma nemenin sih, tapi merangkap jadi porter barang belanjaan mereka. Huuuft...gapapalah, gue gak tega juga melihat partner-partner gue ini kewalahan ngangkat belanjaan di pasar kota yang masih asing ini.


Salah satu sudut pasar Tual

Abis belanja di pasar kami dijemput lagi sama Ilyas dan nganter Indri dan Dena lagi ke Gota buat beli barang yang (kayaknya masih selalu) kurang. Okay bray, jangan bosen denger kata-kata Gota yaa..soalnya ini satu-satunya supermarket di Kota Tual dan Kab.Maluku Tenggara, dan hampir selalu kami kunjungi. Tiada hari tanpa Gota...hahaha

Di gota tadinya gue pengen beli onion ring di CFC, tapi ternyata udah abis, jadinya gue dan Ilyas Beli Gota Ice cream seharga Rp.6.000/ cup.


Gota Ice Cream

Dari Gota kami ngedrop Indri dan Dena di kosan trus kembali ke rumah Ilyas. Malam nanti kita bakal keluar lagi nih bray...soalnya diajakin bokap Ilyas makan ikan bakar. Aseek..

Malemnya sekitar jam 8, gue, Ilyas, Arman (adik bungsu Ilyas), Dena, dan Indri makan malem di warung sari laut jawa yang terletak di dekat RSUD Karel Satsuitubun Kab.Maluku Tenggara. Di warung ini kami milih ikan sendiri, dan gue memilih 1 ikan kerapu gede buat dimakan sendiri..hihihi. Ilyas juga milih 1 ikan gede, sedangkan Dena dan Indri 1 ikan berdua.

Maka kamipun melahap ikan-ikan ini sampe tak berbentuk lagi..tentunya ikannya dimakan dengan sambal colo-colo. Daaan tak lupa difoto juga.





Ikan bakaaaar

Oyaa..si Indri dengan sotoy-nya ngepath foto kami yang lagi makan ikan bakar ini dengan caption: "ikan baronang colo-colo". Hahaha..Please deh..dari ketiga ikan yang kami makan, gak ada satupun ikan baronang..ni orang ngarang darimana coba..

Udah kenyang..maka kembalilah kami ke peraduan masing-masing.

###
Kepastian yang kami nanti telah datang. Berikutnya tinggal menunggu kepastian kapan kami akan diberangkatkan ke Pulau. Sambil menunggu waktu keberangkatan, kamipun berencana untuk rekreasi di Kota Tual ini. Gue pengen ngasi judul: "rekreasi sebelum terisolasi." Seperti apakah rekreasinya..tetap ikutin kisah gue di blog ini.

bersambung...

1 komentar: