Minggu, 20 Juli 2008

Kersos Hari Kedua(13 Juli 2008):The Real Kersos

***
Ready for the real Kersos???
Yeah….hahaha….ugh…

Hmm…Yang jelas hari ini aku baru merasakan kersos sebenar-benarnya, walaupun mungkin belum seberapa. Tapi lumayanlah untuk sebuah perkenalan. Banyak pengalaman yang menarik. Cukup melelahkan, lucu, konyol, dan mungkin menyedihkan. Begini ceritanya:

Pukul 07.57
Kami telah mengemasi barang-barang dan berkumpul di lobi asrama BAPELKES. Yup, ada 2 rombongan wilayah yang menunggu untuk berangkat: Tanah Laut, dan Tapin. Sementara rombongan Hulu Sungai Utara dan Tanah Bumbu telah berangkat sebelumnya, maklumlah, lokasai mereka sangat jauh.

Addys yang merupakan rombongan Tanah Bumbu terlambat bangun pagi ini. Ia bangun pukul 05.30, padahal kberangkatan mereka direncanakan pukul 06.00. Yaah, walaupun ternyata ngaret juga. Aku tahu pasti penyebab Addys telat pagi ini, yeah…semalam kita berdua ngobrol sampai jam 3.

Pada sarapan pagi ini tidak ada lagi sandiwara konyol. Aku sarapan bertiga, bersama Bayu dan Andry.

Kembali ke lobi. Kami menunggu sangat lama, dan bus baru berangkat pukul 09.43 (Padahal dijadwalkan jam 8). Penyebab keterlambatan bus itu adalah: NGANTRI BBM! Oooh, bisa dimaklumilah.

Di bus, aku duduk sendirian, di depanku ada Arie dan Ika (Keduanya angkatan 2004). Sementara di belakangku ada Akrom, Yuki, dan Pak Alwi.

Sedikit cerita tentang Arie, dia itu PJ penyuluhan gigi di Tanah Laut, atau dengan kata lain, Bos-ku, karena aku bertugas di penyuluhan gigi. Orangnya cantik, berjilbab (masih jilbab gaul sih), berkawat gigi, dan kayaknya sih baik dan lucu (Gak tau deh, soalnya baru kenal pas kersos ini). Yah..yah, dia juga agak semena-mena. Waktu di bus, dia melempar tas ransel oxford birunya ke belakang/ke arahku, dan tepat mengenai regio sinister toraks-ku. Awh,,,seandainya jantungku bisa bicara, dia pasti udah protes, soalnya di resusitasi dalam keadaan normal. Becanda sih, sekalian dia minta nitipin tasnya di tempat kosong di sampingku. Yaudah, dimaafin deh (yang waras ngalah). Ups, gak cuma itu, masih ada kezaliman berikutnya (ini yang aku ingat, sebenarnya sih banyak) yang terjadi magrib tadi, saat selesai beres-beres ruang penyuluhan. Dia minta antis ke aku, pas lagi diambilin di tas eiger kecil yang kupinjam dari Adi, dengan enaknya dia me-lap tangannya yang berdebu di baju kaos biru-ku. Aaarrgh…oke-oke, masih dimaafin. Kalo sekali lagi..dapet piring cantik…Hahaha…tetap dimaafkan lah. Sabar itu gak ada batasnya.

Kami tiba di Desa Bajuin Kabupaten Tanah Laut pada pukul 11.14. Kami pun turun, duduk sebentar di rumah Kades untuk silaturahmi. Cuaca di desa Bajuin tak menentu, namun umumnya hujan dan angin kencang. Pada pukul 11.47, kami telah berada di SDN 2 Bajuin untuk mengikuti acara penyambutan. Setelah acara penyambutan, permainan pun dimulai…







Sirkumsisi:Teriak, Potong, Jahit!!!
Kegiatan pertama ini dimulai sekitar pukul 13.30 dan berakhir sekitar pukul 17.00. Wah…ini sirkumsisi paling seru yang pernah kualami, soalnya aku dapat kesempatan untuk melakukan penjahitan. Yah…yah…walaupun teorinya belum pernah aku pelajari, tapi dengan mencoba langsung, aku jadi tahu. Hmm…modal dasar menuju Sp.BM (Amin). Seperti sunatan massal pada umumnya, kegiatan ini pastinya diwarnai dengan teriakan histeris, amukan, potongan kulit (yang kalo dikumpulin bisa dibikin tas) dan tentunya darah…









Setelah sirkumsisi, kami beres-beres, briefing untuk acara besok, menyiapkan ruang penyuluhan, dan kembali ke rumah tempat singgah masing-masing. Tapi alangkah kagetnya aku, ketika masuk rumah (rumah untuk cowok-cowok), rumah itu telah dipenuhi teman-teman cewek kami yang seharusnya tinggal di rumah sebelah. Usus, eh usut punya usut, ternyata rumah sebelah banyak cowoknya (yang punya rumah), sehingga mereka ingin tukar rumah dengan kami, yang kebetulan rumah kami gak ada cowoknya. Okay, sebagai cowok sejati, kami pun mengalah.

Ba’da maghrib…
Kami makan malam bersama di salah satu rumah, kemudian dilanjutkan makan snack+nge-teh, dan makan kacang tanah dan kedelai rebus, sambil foto-foto dan bercanda. Sempat terjadi perdebatan tentang apa nama kacang yang kita makan (Kacang kedelai), ada yang betul menyebutnya kacang kedelai, dan ada yang ngotot kalau namanya bukan kacang kedelai, tapi BACANG (Ngaco banget kan), yah, orangnya tidak lain adalah si PO Kersos, Akrom Ibaad.





Kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi+briefing untuk acara besok. Ada tiga acara untuk besok: Pengobatan gigi, penyuluhan gigi, dan sore sehat. Saat briefing, aku gak konsen,soalnya ngantuk dan belum mandi. Yaudahlah yah, kersos ini.
Menjelang jam 10 malam, briefing berakhir. Para cowok langsung mengungsi ke rumah sebelah yang jaraknya cuma 3 meter. Di rumah itu, aku mempersiapkan ritual rutinku sebelum tidur: cuci muka, gosok gigi, dan berwudu (Triad Pre-Sleep).Aku harus ngantri, soalnya di kamar mandi ada si Wisnu. Oh ya, aku juga belum BAB, so…mo sekalian aja. Hohoho, dan terjadilah….

Kejadian aneh di kamar mandi…
Sebelum membaca cerita ini, pastikan anda tidak sedang makan atau baru abis makan.
Aku memasuki kamar mandi yang remang-remang 5 watt, dan sangat spooky. Truz BAB lah aku. Yeah…sebelum BAB perasaanku memang sedikit gak enak. Ternyata…
Saat melihat ke bawah (ke arah kloset), kulihat isi orifis kloset itu semakin lama semakin meninggi. Semakin kusiram semakin meninggi, sepertinya airnya tidak mengalir melalui saluran kloset itu, atau dengan kata lain…KLOSETNYA MAMPET. Untungnya hajatku udah selesai. Aaaaaarghhh, ini lebih parah dari saluran akar yang buntu pada perawatan endodontik. Ya iyalah, kalo saluran akar buntu masih ada supervisor yang bisa membantu, kalo gak bisa, yah rujuk aja ke spesialis. Tapi kalo saluran kloset yang buntu, sementara disitu masih banyak (maaf) feses yang bergelimpangan, mo dirujuk ma siapa? Aduh, mana lampunya remang-remang, jadi aku gak bisa melihat dengan jelas topografi orifis kloset beserta feses-fesesnya yang mengambang. Hmm…kulihat disamping kloset itu ada sikat WC, tanpa pikir panjang aku langsung mengambilnya dan memasukkannya ke lubang kloset dan mengobok-ngoboknya dengan kombinasi gerakan watch winding, reaming, dan circumferential filing. Aku tak tahu nasib sikat WC itu, yang jelas ia telah berubah warna, namun tak jelas warna apa, namanya juga remang-remang. Hasilnya??? Nihil, preparasi apikal-ku gagal.

Aku sudah kehabisan akal, akhirnya kuputuskan untuk melakukan Triad Pre-Sleep terlebih dahulu, kali aja ada keajaiban. Dan ternyata benar, saat kutengok ternyata isi klosetnya sudah mulai surut. Huuh, kucoba untuk menyiramnya lagi dan melakukan preparasi dengan sikat WC, namun tetap tidak banyak membantu. Aku pun pasrah, dan kutinggalkan saja WC itu apa adanya (Masih banyak sisa-sisanya gitu, ueeek).

Rial yang merupakan antrian berikutnya langsung kuceritakan kejadian mengerikan itu, dan dia pun membatalkan niat BAB-nya disitu, dan memilih ke rumah Kades untuk menyelesaikan hajatnya itu.

Oke deh, aku dah ngantuk. Hmm…tapi satu lagi, terakhir nih. Perasaanku makin tak karuan saja. Huuh, Ya Allah berilah hambamu ini petunjuk dan jalan keluar untuk masalah klasik ini.

See U Tommorrow…

Desa Bajuin, Tanah Laut, Kal-Sel
13 Juli 2008
Pukul 22.57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar