Jumat, 18 Juli 2008

Welcome to Kal-Sel (11 Juli 2008)



Akhirnya sore ini aku bisa tidur juga, setelah semalaman mataku tak kunjung memberat. Sudah dua hari ini aku tak bisa tidur semalaman, entah kenapa, apa karena memikirkan keberangkatanku di Kersos ini? Atau memikirkan bunga-bunga di otakku yang masih saja terus gentayangan? Tak tahulah, untungnya aku tetap kuat beraktivitas walaupun tak tidur. Hmm…mungkin efek dari habbatussauda yang kuminum. Alhmdulillah, obat nabi ini memang benar-benar mujarab.

Semalam aku menginap di rumah Addys. Kami meninggalkan rumah pukul 03.20, maklumlah, kami adalah kloter pertama keberangkatan. Pesawat kami, lion air, berangkat pukul 06.15. Sebelum ke bandara, kami terlebih dahulu menjemput sharah dan Putri.
Aku sangat menikmati perjalanan ini, walaupun sebenarnya bukan itu yang kuharapkan. Sesungguhnya aku berharap kantuk menyerangku selama perjalanan, sehingga aku bisa tertidur, tapi ternyata mataku masih saja seringan kapas, walaupun sudah kupaksa berkali-kali untuk tidur. Mulai dari mobil Addys, di pesawat, di bus TNI AU, hingga sampai di Asrama Bapelkes Banjarbaru, aku sama sekali tidak mengantuk. Anehnya, kantuk malah menyerangku saat mendengar khutbah Jum’at di mesjid. Bukan cuma aku, tapi Addys, Rahmat, Risco, dan Save juga mengalami hal yang sama. Di mesjid mata kami berubah seperti mata iblis (Walaupun aku belum pernah melihat mata iblis), merah menyala, seakan pembuluh-pembuluh darahnya ingin menghambur keluar.

Setelah shalat Jum’at, kami kembali ke asrama Bapelkes untuk makan siang. Wah, sungguh lezat. Aku mengambil semua yang tersedia di meja makan: ikan (tak tahu ikan apa), ikan teri goreng tepung (jadi ingat kampung halaman), tempe dan terong goreng, sayur asem, dan kerupuk. Alhamdulillah, hari ini masih bisa makan. Hehehe.
Kau pasti bisa menebak apa yang kulakukan setalah makan. Yah, betul sekali, aku langsung menuju ke pula kapuk, itu sekitar jam dua siang. Tak sampai 15 menit aku berbaring, jiwaku sudah melayang ke alam mimpi (akhirnya…). Huuh, aku terbangun jam 5, shalat ashar dan mandi.

Ba’da maghrib…
Aku dan Addys pergi ke supermarket Hero yang berjarak sekitar 200 meter dari asrama. Aku membeli sandal jepit, biore, antis, tissue, dental floss, notes, dan cokelat. Sedangkan Addys membeli beberapa snack dan minuman, keset kaki untuk kamar kami, Ponds pembersih wajah, dan pembalut Kotex. Lho??? Hahaha…yang terakhir itu titipan si Moya.



Makan malam…
Kami duduk berlima di satu meja, aku, Addys, Sharah, Moya, dan Puspa. Di tengah-tengah makan malam, entah ide dari mana kami berlima melakukan adegan sandiwara. Aku sebagai kepala rumah tangga, Moya adalah pasanganku, Sharah dan Puspa adalah anakku, dan Addys adalah calon mantu-ku/calon suami Sharah. Sungguh konyol

Kedatangan kloter 2…
Aku menoleh ke pintu ruang makan, kulihat seseorang yang tak asing. Yah, si Beki bersama rombongan cowok-cowok kloter 2 lainnya, dia juga bersama Andri (Pacarnya). Dia mereka berdua (Beki dan Andri) pun langsung bergabung di kelompok sandiwara kami. Andri langsung di daulat menjadi anakku juga yang baru pulang dari Amerika. Sedangkan beki mendapat peran yang tidak jelas, kadang-kadang jadi tukang kebun, waiter restoran, dan juga calon suami Andry. Fuuuh…keadaan jadi tambah konyol pada saat Raymond’03 datang dan memegang kepalaku, lalu berkata:”Ini kok bohlamnya belum dipasang?” Dia mungkin tertarik melihat kepalaku yang semi plontos. Hahahaha… =)

Ba’da Isya…
Aku kembali ke kamar nomor 2, kamar kami bertiga:aku, Addys, dan Save. Aku pun menulis catatan ini di notes yang baru tadi aku beli di Hero, dan memakai pulpen portable gantung warna orange yang bertuliskan FEUI, dan juga terdapat kunci gembok yang digantungkan di talinya. Sementara si Addys terkapar ngantuk di ranjang, dia sedang marahan dengan Sharah, baru saja setelah makan malam. Entah kenapa, aku juga bingung, dua sejoli itu memang sangat sering seperti ini.

Generally…
Tentu saja hari ini aku senang, aku telah menginjakkan kakiku di pulau Kalimantan untuk pertama kalinya, yang berarti sudah 4 pulau besar di Indonesia yang sudah aku injak, yakni Sulawesi, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, hatiku juga masih berbunga-bunga dan mengalunkan nada syahdu titik-titik cinta yang penuh tanda tanya, mendekap, tak tak terungkap. Ah…lagi-lagi masalah hati, lagi-lagi tentang “dia’, “dia”, dan “dia”…
Ya Allah, jagalah aku dan ampuni aku karena perasaanku ini.

Waiting 4 Tommorrow…
Saatnya menunggu hari ke dua-ku di Kalimantan Selatan, semoga besok lebih berwarna dan bermakna. Aku tak mau melakukan kesia-siaan, seperti yang sering kulakukan, baik di hari ini, maupun di hari-hari sebelumnya.



Bapelkes Banjarbaru, 11 Juli 2008
Pukul 22.39 WITA

1 komentar:

  1. terima kasih sharing info/ilmunya...
    saya membuat tulisan tentang tidur ketika khutbah Jum'at...
    silakan berkunjung ke:

    http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/08/hidup-ini-memang-penuh-kelucuan.html

    salam,
    achmad faisol
    http://achmadfaisol.blogspot.com/

    BalasHapus