Minggu, 20 Juli 2008

Kersos Hari Ketiga(14 Juli 2008):Bad Day for Tanah Laut

***
Untuk hari, aku nulisnya agak telat, udah lewat jam 12, atau udah masuk tanggal 15 Juli 2008. Tapi gapapalah ya, soalnya hari ini lebih mengesankan dibanding hari-hari sebelumnya.

Awal pagi…
Aku terbangun sekitar pukul 04.30 dan langsung melihat ke ponselku. Ada satu pesan dari nomor yang tidak aku kenal, aku pun membacanya.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un

Sebuah berita duka, kawanku Jerry di Kendari telah berpulang ke Rahmatullah tadi malam. Dia adalah teman yang aku kenal di FKO (Forum Komunikasi OSIS), aku tak pernah satu sekolah dengannya. Aku memang tak begitu akrab dengannya, tapi aku tahu pasti dia adalah orang yang sangat humoris dan baik hati. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosanya dan menerima semua amal-amalnya.

Setelah shalat subuh berjama’ah, aku mandi di kamar mandi SDN 2 Bajuin yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah singgahku. Keadaan di luar masih gelap dan sangat dingin, hujan baru saja berhenti.

Sarapan pagi ini sungguh lezat, nasi kuning+telur itik khas Kalimantan Selatan.Setelah sarapan, aku langsung beranjak ke SDN 2 Bajuin untuk mempersiapkan penyuluhan gigi dan mulut. Hmm…ternyata tim penyuluhan yang lain belum ada yang datang, mereka adalah: Arie, Stella, dan Cherry. Mereka baru datang sekitar pukul 07.30. Persiapan pun dimulai dan pada pukul 09.00 tepat, acara penyuluhan di mulai.





Aku dan Arie bertugas di meja registrasi, sementara Stella dan Cherry bertugas sebagai penyuluh. Cukup menarik berada di meja registrasi untuk mengatur ibu-ibu dan bapak-bapak yang akan masuk untuk mengikuti penyuluhan, sekaligus untuk membagi-bagikan bingkisan kepada mereka setelah penyuluhan. Banyak sekali orang yang tidak bisa berbahasa Indonesia (hanya berbahasa daerah), sehingga cukup membuat kami berdua bingung. Selama bertugas di meja registrasi, kami melepas kepenatan dengan ngobrol. Dari beberapa hari aku mengenal Arie, aku menyadari bahwa dia mempunyai pribadi yang unik, atau mungkin mendekati aneh, hehehe, sorry rie =).



Pada saat penyuluhan berlangsung, sempat ada miskomunikasi antara kami (Tim Penyluhan) dengan salah satu aparat dari Dinkes Banjarmasin. Hal itu membuat kami bersitegang, dan aku hampir naik pitam. Untungnya hal itu bisa diatasi segera.
Pukul 11.00 penyuluhan selesai. Kamu pun membereskan kembali ruangan dan peralatan yang telah digunakan. Setelah itu, kami langsung bergerak ke acara pengobatan gigi yang telah dimulai sejak tadi, tentunya sebagai tenaga bantuan.

Pengobatan gigi…
Aku telah memakai jas lab putih ku, sambil tetap membawa tas eiger kecil yang berisi segala macam perkakas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan. Begitu pula dengan Cherry dan Stella, mereka telah siap bertugas dengan jas lab putih. Lain halnya dengan Arie, dia telah mengenakan Snelli putih, yah, dia kan sudah co ass / mahasiswa jenjang klinik.





Satu hal yang bisa kusimpulkan dari kegiatan pengobatan gigi ini, dan mungkin berlaku juga untuk kegiatan-kegiatan baksos lainnya: Bekerjalah dengan inisiatif. Yah, ketika aku memasuki ruang pengobatan, tak ada yang mengurusi alat dan bahan, sehingga aku berinisiatif jadi PJ alat dan bahan. Dan banyak hal-hal lain yang menuntut inisiatif. Bosan jadi PJ alat, aku kadang-kadang menjadi asisten operator, dan juga screener. Yang jelas aku belum dapat kesempatan jadi operator dan melakukan tindakan medis dental, hmm…sabar…besok pasti bisa.



Singkat cerita, pengobatan gigi hari pertama pun selesai. Kami pun beres-beres dan siap-siap untuk makan siang. Oh ya, makan siang kali ini, kami di traktir oleh Dinkes kabupaten Tanah Laut untuk makan Sop/Soto Banjar di salah satu rumah makan di Pelaihari (Kota terdekat dari desa Bajuin). Untuk itu, kami harus naik mobil menuju ke sana. Kami diangkut dengan 3 mobil: mobil L300 yang berisi dosen-dosen, residen, pegawai Dinkes, dan sebagian mahasiswa klinik angkatan 03, mobil kijang putih yang dikendarai oleh pegawai Dinkes dan berisi aku dan tujuh orang mahasiswa lainnya (ada angkatan 03,04,05,dan 06), serta mobil kijang biru yang dikendarai oleh Bayu dan semuanya berisi mahasiswa (angkatan 05 dan 07).

Sore Sehat jadi Sore Tragis…
Kami makan dengan lahapnya. Sop Banjar memang sungguh lezat, ia selalu disajikan dengan sate ayam. Setelah makan siang, kami diajak berekreasi di pantai. Kami belum shalat, sementara waktu telah menunjukkan jam 3 lewat sedikit. Akhirnya kami memutuskan untuk shalat jamak takhir setibanya di pantai nanti. Tapi, ditengah perjalanan menuju pantai, sesuatu yang tidak pernah kami inginkan terjadi.

Kijang biru yang dikendarai Bayu menyalib kijang putih yang kutumpangi. Aku duduk
paling depan, di samping supir. Aku melihantnya dengan sangat jelas. Mobil itu melaju kencang dan terlihat oleng/tidak stabil. Tadinya kami menanggapinya dengan bercanda, karena kami mengira hal itu adalah hal yang disengaja. Namun, tiba-tiba mobil itu lepas kontrol, miring ke kiri dan ke kanan, kemudian terbalik, dan terguling-guling. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja kusaksikan. Kejadian seperti itu biasanya hanya kulihat di film-film, namun sekarang terjadi di depan mataku, dan itu dialami oleh teman-temanku sendiri. Mobil kami pun segera menepi, dan kami langsung menghambur ke mobil naas itu untuk menolong teman-teman kami. Warga-warga di sekitar situ juga berbondong-bondong datang menolong. Korban-korban yang agak parah langsung dilarikan ke puskesmas terdekat.







Untungnya semua selamat dan tidak ada yang mengalami cedera serius, walaupun ada beberapa orang yang harus dirawat di rumah sakit.
Kejadian ini langsung menyebar di 3 wilayah kersos lainnya, dan cukup membuat panik dan heboh orang-orang. Dan secara otomatis, acara sore sehat hari ini BATAL!!!





Pelajaran hari ini: Maut dan musibah bisa datang kapan saja, tanpa minta izin.

Malamnya…
Kami diundang di acara makan malam bersama Bupati Tanah Laut, di gedung Bupati yang disebut Balairung (Sama seperti nama auditorium besar di UI Depok) yang berada di Pelaihari. Acara ini cukup semarak (bagi mereka yang menganggapnya) dengan adanya band yang membawakan lagu-lagu masa kini. Beberapa orang yang hadir juga ikut menyumbangkan lagu atau dipaksa menyumbangkan lagu, seperti: Dhea, Bani, drg.Suharsini, pak Bupati dan semua pejabat yang diundang. Dan yang terakhir, semua tim Kersos Tanah Laut naik ke panggung dan menyanyi rame-rame.









Astaghfirullah, aku hampir saja terbuai dan larut dalam suasana yang tidak syar’i ini, aku teringat sabda Rasulullah:

“Akan ada segolongan orang dari ummatku yang menghalalkan zina, sutera, khamar dan alat musik.” (HR.Bukhari)

Ya Allah, semoga aku bukan golongan itu.

Kami tiba di rumah jam 12 lewat. Setelah melakukan Triad Pre-Sleep, aku langsung menulis catatan ini, dan…
Aku pun ngantuk+capek banget sekarang. Huaaaa…Time 2 Sleep…Bye…

Desa Bajuin, Tanah Laut, Kal-Sel
15 Juli 2008
Pukul 00.44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar